Bengkulu, (Antara) - Perajin kulit kayu lantung Tentrem Sriminarsih menyusun proposal pendaftaran kerajinan khas Bengkulu ke Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan atau UNESCO.
"Karena kulit kayu lantung layak untuk dijadikan warisan dunia dan perlu dilestarikan," katanya di Bengkulu, Rabu.
Ia mengatakan rencana menjadikan serat kulit kayu yang saat ini diolah menjadi berbagai macam kerajinan itu sudah muncul lama.
Kayu lantung (Orthocoupus elastica) yang banyak terdapat di kawasan hutan di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur serta kawasan hutan lainnya merupakan kekayaan khas Bengkulu.
"Kulit kayu lantung ini potensial didaftarkan sebagai warisan budaya tak benda," ucapnya.
Sebelumnya kata dia, sejumlah warisan budaya tak benda Bengkulu sudah masuk kategori untuk diusulkan sebagai warisan dunia seperti alat musik dol dan kain besurek atau batik khas Bengkulu.
Sedangkan dari daerah Sumatra Barat, rendang, makanan khas daerah itu juga diusulkan sebagai warisan dunia.
"Lantung ini memang bisa ditemui di beberapa negara pasifik, tapi serat dari Bengkulu ini unik, lebih halus dari serat kayu lantung yang ada di tempat lain," tambahnya.
Setelah penyusunan laporan itu tuntas, perajin yang sudah mengenalkan kerajinan kulit kayu lantung ke berbagai negara ini akan menyampaikan ke pemerintah pusat.
Sesuai jalurnya kata dia, usulan dari Bengkulu akan disampaikan ke Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Lalu dari Padang akan dilanjutkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta," ujarnya.
Bila kulit lantung ditetapkan sebagai warisan dunia, maka dunia kata dia akan melirik daerah ini.
Namun, Tentrem sedikit kecewa dengan pemerintah daerah yang kurang memperhatikan potensi kerajinan kulit lantung.
"Seharusnya dalam momentum Hari Pers Nasional sebulan lalu yang dilaksakan di Bengkulu menjadi saat yang tepat mempromosikan lantung," katanya.
Saat ini perajin kulit lantung di Bengkulu tetap bertahan dengan usaha mereka, meski pemasaran produk ini belum menggembirakan.
Sebagian besar kulit kayu lantung dijadikan tas, sepatu, topi, tempat tisu, hingga tas laptop.
***1***
Perajin daftarkan kulit lantung ke Unesco
Rabu, 12 Maret 2014 9:06 WIB 15355
Seharusnya dalam momentum Hari Pers Nasional sebulan lalu yang dilaksakan di Bengkulu menjadi saat yang tepat mempromosikan lantung..."