Jakarta (ANTARA) - Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengatakan pondasi yang kuat dibutuhkan untuk membangun ekonomi sirkular di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"IKN yang memperhatikan ekonomi sirkular fondasinya harus benar dulu. Dari KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) dibentuk AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dulu," ujar Achmad saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Senin.
Achmad mengatakan konsep ekonomi sirkular berarti menanam pohon lebih banyak dibandingkan mendirikan bangunan atau dengan kata lain memperbanyak ruang terbuka hijau.
"Semaksimal mungkin tidak menebang pohon-pohon," ujar Achmad.
Achmad menjelaskan nantinya residu yang ada di wilayah itu harus bisa diserap dan diolah kembali tanpa menimbulkan satu residu tambahan. Ia juga menegaskan ekonomi sirkular basisnya berkelanjutan, yakni bagaimana memperpanjang siklus hidup di dalam lingkungan itu.
"Siklus hidup itu mulai dari bahan baku hingga produksi limbahnya," ujar Achmad.
Selain itu, menurut Achmad, nantinya bahan baku dan barang-barang yang tersedia di wilayah itu harus tidak menghasilkan limbah yang berlebihan. Tentunya juga, sampah yang ada harus dapat di daur ulang dan air limbahnya dapat dikelola dan disalurkan untuk digunakan kembali.
Menurut dia, ekonomi sirkular ini harus sudah mulai diterapkan pada saat pembangunan istana negara, yang merupakan salah satu proyek pembangunan pertama di wilayah itu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar: Fondasi ekonomi sirkular Ibu Kota Negara harus kuat
Pondasi ekonomi sirkular IKN harus kuat
Selasa, 2 Agustus 2022 10:04 WIB 1491