Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tengah melakukan evaluasi terhadap 23 desa wisata yang sudah terbentuk di wilayah itu.
"Mulai awal Oktober ini kita melakukan evaluasi keberadaan 23 desa wisata yang sudah dibentuk, kita akan mendatangi satu persatu desa wisata guna melihat perkembangan masing-masing," kata Kepala Dinas Pariwisata Rejang Lebong M Budianto saat dihubungi di Rejang Lebong, Sabtu.
Dia menjelaskan, evaluasi keberadaan 23 desa wisata yang dibentuk sejak 2019 hingga 2021 lalu tersebut dilakukan guna mengetahui kemajuan maupun kendala yang mereka hadapi dalam pengembangannya.
"Kalau permasalahan dana semua bidang pembangunan juga terkendala, saat ini anggaran yang dimiliki pemerintah daerah dan pusat masih terbatas. Selain itu hingga tahun 2024 nanti pihak Kemenparekraf juga meniadakan kegiatan pembangunan fisik dan lebih mengedepankan pembinaan serta pengembangan ekonomi kreatif," terangnya.
Menurut dia, untuk pengembangan 23 desa wisata ini bisa menggunakan dana desa (DD) yang diterima masing-masing desa melalui penyertaan modal ke BUMDes yang bekerja sama dengan Pokdarwis selaku pengelola obyek wisata.
Sementara itu Maman Casmadi Kepala Desa Kali Padang, Kecamatan Selupu, menyatakan desa yang dipimpinnya itu sejak 2018 mulai mengembangkan potensi wisata berupa air terjun dan wisata outbound yang dinamakan "Water Park Kali Padang".
"Desa Kali Padang ini ditetapkan menjadi desa wisata pada tahun 2020 lalu. Untuk pengembangannya berupa pembangunan akses jalan, pengadaan wahana bermain dan sarana lainnya dengan menggunakan dana desa," jelas dia.
Kalangan pengunjung yang datang ke desa wisata ini dikenakan tiket masuk Rp10.000 per orang serta dikenakan biaya tambahan jika menikmati wahana permainan lainnya.
Pemkab Rejang Lebong Bengkulu evaluasi 23 desa wisata
Sabtu, 1 Oktober 2022 19:41 WIB 1411