Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Pelaksana tugas (plt) Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah membuka Festival Tabot agenda tahunan daerah itu secara resmi, Sabtu (26/11) pukul 21.30 WIB.
"Festival Tabot merupakan bentuk kegiatan daerah untuk menjaga budaya mengawal nilai-nilai moral dan etika yang semakin kompleks dewasa ini, tabot merupakan perjuangan menegakkan kebenaran dan islam," kata dia, Sabtu.
Meski demikian, ia mengungkapkan kekecewaannya dengan Festival Tabot 2011 karena selalu terjadi konflik namun untungnya menurut dia festival tahunan tersebut masih dapat diselenggarakan dengan lancar.
Ia berharap kedepan akan ada perbaikan yang berarti dalam festival tabot pada 2012 ia berjanji akan menganggarkan dana untuk festival tersebut jauh-jauh hari sebelum event digelar.
Ia juga berpesan kepada masyarakat dan panitia untuk melayani tamu dan pengunjung secara baik dan sopan serta pelaksanaan ritual tabot secara tertib karena seluruh rangkaian kegiatan direkam secara ketat.
"Tolong dijaga sopan santun karena seluruh kegiatan ini direkam dan akan difilmkan, film tersebut akan diputar di Thailand sebagai bentuk promosi wisata kita," tambahnya.
Selanjutnya, Pemprov Bengkulu sedang berjuang agar festival tabot masuk dalam agenda nasional seperti beberapa daerah lain di Indonesia.
Keuntungan dari masuknya Festival Tabot dalam agenda nasional akan mempermudah promosi, koordinasi dan pendanaan. "Saya minta dukungan dari masyarakat dan para kepala daerah agar usulan ini dapat diterima oleh kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif," kata dia.
Dalam pembukaan hadir tamu undangan waliota Blitar dan ketua DPRD Kota Blitar. Festival Tabot berlangsung dari tanggal 26 November hingga 6 Desember 2011 dengan menampilkan kegiatan yakni Bengkulu expo atau pameran hasil produk lokal, festival seni hiburan rakyat, ritual tabot, dan lainnya.
Dikatakan pula pada malam 1 Desember akan tampil teater seni dari atase kesenian kedutaan besar Iran untuk Indonesia.
Tabot adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang tentang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).
Perayaan di Bengkulu pertama kali dilaksanakan oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685. Syeh Burhanuddin (Imam Senggolo) Menikah dengan wanita Bengkulu kemudian anak mereka, cucu mereka dan keturunan mereka disebut sebagai keluarga Tabot. upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram (berdasar kalendar islam) setiap tahun.
Pada awalnya inti dari upacara Tabot adalah untuk mengenang upaya pemimpin Syi'ah dan kaumnya mengumpulkan potongan tubuh Husein, mengarak dan memakamnya di Padang Karbala. Istilah Tabot berasal dari kata Arab Tabut yang secara harafiah berarti "kotak kayu" atau "peti".