Jakarta (ANTARA) - Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk bersikap serius dan adil dalam melakukan pengawasan obat dan makanan.
“BPOM harus segera menghentikan penggunaan etilen glikol dan dietilen glikol yang membahayakan pada obat-obatan dan memastikan keamanan kemasan makanan dan minuman,” ujar Ketua Umum LPOI-LPOK, Prof Dr KH Said Aqil Siroj MA, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Beberapa zat kimia seperti etilen glikol ditemukan pada kemasan air minum galon sekali pakai yang juga banyak dikonsumsi masyarakat.
Menurut Said, problematika keamanan obat dan makanan yang sedang terjadi di Indonesia dengan berbagai fakta dan fenomenanya, harus segera dicarikan solusi.
“Pemerintah harus bersikap tegas atas berbagai bentuk pelanggaran dan kecerobohan yang terjadi. Tidak boleh ada diskriminasi dalam pengawasan obat dan bahan kemasan pangan ini,” kata dia.
Ia menegaskan negara tidak boleh kalah dengan siapapun. Oleh karena itu, dia meminta agar BPOM tidak hanya melakukan pengawasan zat-zat berbahaya seperti etilen glikol hanya pada obat-obatan saja, tapi juga terhadap semua zat yang digunakan dalam pembuatan kemasan makanan dan minuman yang mengandung etilen glikol.
Hal itu mengingat kematian anak-anak akibat gagal ginjal yang disebabkan etilen glikol dan dietilen glikol telah mencapai 145 Orang.
“Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja berlalu, harus diusut dan segera dihentikan penggunaan etilen glikol dan dietilen glikol itu, baik pada obat obatan maupun pada plastik dan atau kemasan makanan dan minuman,” terang dia.
Fokus kebijakan hanya pada pelabelan BPA pada kemasan plastik Polikarbonat terlihat aneh ketika masyarakat melihat justru etilen glikol yang menimbulkan bahaya dan kematian.
Said mengingatkan perintah agama untuk menjaga keselamatan nyawa dan keselamatan keturunan, yang mengharuskan kita untuk tegas dalam urusan nyawa manusia.
Dalam kesempatan itu, pihaknya meminta agar problematika keamanan obat dan makanan yang sedang terjadi di Indonesia dengan berbagai fakta dan fenomenanya harus segera dicarikan solusi.
Pemerintah harus bersikap lebih tegas, lebih adil dan lebih memihak pada rakyat atas berbagai bentuk pelanggaran dan kecerobohan yang terjadi. negara tidak boleh kalah dari siapapun.
Kemudian, kematian anak-anak akibat gagal ginjal yang telah mencapai ratusan orang tidak boleh dibiarkan begitu saja berlalu, tapi harus segera diusut dan segera dihentikan penggunaan etilen glikol dan dietilen glikol yang membahayakan, baik pada obat-obatan maupun pada plastik dan atau kemasan makanan dan minuman lainnya.
Selanjutnya, penggunaan zat kimia yang sangat berbahaya, termasuk etilen glikol dan dietilen glikol pada berbagai jenis makanan dan minuman harus diawasi dan jika kadarnya melebihi ambang keamanan yang telah ditentukan, harus dihentikan.
Selanjutnya, produknya segera ditarik dari peredaran, demi dan untuk menjamin masa depan kehidupan anak anak dan generasi bangsa, katanya.
Seluruh pemangku kepentingan juga wajib bersatu padu dalam mengantisipasi dan menghadapi bahaya obat dan kemasan pangan yang diakibatkan zat-zat kimia berbahaya.
Keberadaan obat-obatan dan kemasan pangan tidak boleh dimonopoli oleh oligarki. Keadilan sosial harus segera ditegakkan agar masyarakat punya akses dan hak yang sama atas kehidupan yang lebih makmur dan bermartabat, serta semua pihak mendapatkan keadilan dalam memperoleh kesempatan usaha secara adil di Tanah Air.
Selanjutnya, segera kembangkan dan masifkan model pengobatan berbasis herbal and tradisional medicine agar warga bangsa Indonesia tidak tergantung pada model pengobatan kimiawi, serta segera wujudkan Indonesia menjadi pemasok pangan dunia yang aman dan terbebas dari racun-racun kimia.
“Mari kita gelorakan urgensi keamanan obat dan makanan di Indonesia demi dan untuk masa depan generasi Indonesia yang unggul dan bangsa yang bermartabat,” imbuh dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: LPOI minta BPOM serius dalam pengawasan obat dan makanan