Kota Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bengkulu menyiapkan beberapa strategi untuk menghadapi ancaman resesi global khususnya memastikan ketersediaan dan ketahanan pangan masyarakat tetap terkendali.
"Ada kemungkinan terjadi resesi global karena perang antara Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan komoditas seperti bahan bakar dan bahan pangan tertekan," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Kota Bengkulu, Minggu.
Sejumlah strategi tersebut, menurut dia, pemerintah akan terus mendukung dan memberikan pembinaan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar roda perekonomian tetap berputar sekaligus mendorong peningkatan investasi.
"Oleh karena itu, kita memastikan bahwa UMKM yang dibina akan terus dikembangkan, sehingga dalam menghadapi ancaman krisis global ini, perekonomian masyarakat dapat tetap terkendali," ujarnya.
Strategi lain, lanjut Rohidin, dalam waktu dekat, pihaknya akan melaksanakan pasar murah di seluruh wilayah di Provinsi Bengkulu guna menjaga stabilitas bahan pokok di pasar serta menekan inflasi.
Untuk pelaksanaan operasi pasar murah yang akan dilaksanakan di sembilan titik di Kota Bengkulu akan menggunakan dana belanja tak terduga (BTT) sesuai dengan instruksi Kementerian Dalam Negeri sebesar Rp2 miliar.
Komoditas pangan yang akan dijual dalam operasi pasar tersebut seperti beras, gula, minyak goreng, dan lainnya.
Kegiatan pengendalian inflasi tersebut, menurut dia, dilakukan terhadap kebutuhan pokok yang paling terdampak dan menjadi penyumbang tertinggi terjadinya inflasi di Bengkulu.
Pada Oktober 2022, Provinsi Bengkulu mengalami inflasi sebesar 1,22 persen dan kelompok pengeluaran transportasi menyumbang sebesar 8,80 persen.