Bengkulu, (Antara) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu memprediksi pemilihan kepala daerah lewat parlemen tidak mempengaruhi perekonomian provinsi itu secara global.
"Memang sektor media iklan, sablon dan percetakan akan tumbuh melambat, namun kami yakin perekonomian masih tetap tumbuh positif," kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Azhar Achlusyani, di Bengkulu, Selasa.
Dia mengatakan, di provinsi tersebut, perekonomian masih didominasi oleh sektor pertanian yakni sebesar 37 persen, sementara sektor jasa menyumbang 18 persen dari pertumbuhan ekonomi.
"Oleh karena itu, kita yakin pertumbuhan ekonomi Bengkulu masih di atas angka enam persen," kata dia.
Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Bengkulu Drs Lamhir Syam Sinaga MSi menilai perputaran uang pada Pilkada di Bengkulu beralih status.
"Kalau Pilkada langsung, masyarakat berbagai sektor merasakan, dan memang terjadi perputaran uang di masyarakat, karena tahapan kampanye membutuhkan media iklan seperti baliho, baner, sablon, juga membutuhkan kuliner, penyewaan gedung, sampai pedagang kecil seperti sejenis pedagang bakso juga merasakan kecipratan dari kegiatan kampanye," ucapnya.
Namun Pilkada di Bengkulu pada 2015 jika tidak langsung, perputaran uang, menurut Lamhir hanya dari "saku ke saku" dan tidak berdampak positif terhadap masyarakat.
"Jika ada perputaran uang, itu hanya dari saku calon kepala daerah ke saku parpol, atau saku anggota legislatif, dan itu belum tentu dibelanjakan di Bengkulu," kata dia.
Sebelumnya, Komisioner KPU Provinsi Bengkulu, Zainan Sagiman, mengungkapkan pada 2015, provinsi itu akan menggelar tujuh pemilihan kepala daerah.
Menurut dia pilkada di tujuh kabupaten tersebut yakni, pilkada Kabupaten Seluma, Rejang Lebong, Lebong, Muko-muko, Kepahiang, Kaur, dan Bengkulu Selatan.
"Untuk Kabupaten Seluma habis masa jabatan pada Juli, di kabupaten itu Pilkada lebih dahulu akan digelar, dan pada 2015, tepatnya pada November, juga akan digelar pemilihan Gubernur Bengkulu," ujarnya.
***2***