Rejanglebong (Antara) - Petani cabai merah keriting di Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu mewaspadai aksi pencurian terkait melambungnya harga sejak sepekan terakhir.
"Biasanya kalau harga cabai lagi mahal seperti sekarang ini aksi pencurian cabai di kebun akan marak, para pencuri akan beraksi saat petani kembali ke rumah. Para pencuri ini beraksi pada malam hari, mereka mencabuti tanaman sehingga tidak bersisa," kata Amran (47) salah seorang petani cabai di Desa Simpang Beringin Kecamatan Sindang Kelingi, Rejanglebong, Kamis.
Kasus pencurian tanaman cabai di daerah itu kata dia, sudah sering terjadi terutama saat harga cabai di pasaran sedang mahal. Kawanan pencuri diperkirakan merupakan spesialis tanaman tersebut, karena dilakukan hampir pada semua kebun cabai yang tidak ditunggu pemiliknya.
"Saat ini cabai yang saya tanam sudah mulai berbuah dan diperkirakan dua minggu lagi sudah bisa dipanen, untuk mencegah terjadinya aksi pencurian ini saya setiap malam berjaga dan tidur di pondok kebun apalagi kebun kami ini letaknya di pinggir jalan lintas Curup-Lubuklinggau, kalau tidak ditunggu bisa habis semuanya," ujarnya.
Harga jual cabai merah keriting yang saat ini mencapai Rp60.000 di tingkat pedagang pengecer dan di tingkatan petani berkisar Rp45.000 sampai Rp50.000 per kg kata dia, membuat tanaman capai rentan menjadi target pencurian karena harga jualnya cukup tinggi serta barang di pasaran juga masih langka mengingat banyak petani yang belum panen.
Hal senada juga diutarakan Acay (37) petani cabai di Desa Sumber Bening Kecamatan Selupu Rejang, dan berharap pihak kepolisian dapat melakukan patroli keliling kecamatan pada malam hari selain untuk menjaga keamanan juga mencegah terjadinya aksi pencurian cabai di kebun.
"Kami berharap petugas kepolisian juga bisa berpatroli masuk ke kampung selain untuk menjaga keamanan juga untuk mencegah terjadinya aksi pencurian cabai di malam hari," katanya.***2***