Lempah kuning Bangka simbol kehangatan keluarga
Sabtu, 8 April 2023 12:25 WIB 2167
Lempah kuning ini harus dihidangkan dalam kondisi hangat dan sekali makan karena kuliner ini merupakan simbol kehangatan keluarga.
Dalam budaya Bangka ada aturan kebudayaan masyarakat yang paling tinggi adalah makan dan duduk bersama-sama.
Hidangan makan dan duduk bersama yang paling tepat adalah lempah kuning karena bisa menghirup kuah, irisan ikan secara bersama-sama dan harus habis dalam sekali makan.
Nilai budaya yang terkandung dalam makan dan duduk bersama adalah cicit tegam hambus. Orang Bangka menyebut cicit artinya segala bentuk kebencian, tegam artinya perkelahian dan hambus arti pergi.
Jadi, dengan makan dan duduk bersama ini, maka segala permusuhan, perkelahian akan hilang dan tidak saling kenal menjadi berteman akrab. Ini merupakan kultur masyarakat Bangka paling tinggi dalam budaya makan di masyarakat Bangka Belitung khususnya Bangka.
"Jadi, luar biasa nilai historis dan filosofi lempah kuning ini," kata Ahmad Elfian.
Oleh karena itu para pelaku kuliner khas daerah ini diminta menyajikan lempah kuning bergaya lesehan beralaskan tikar ayaman sehingga pelanggan bisa menikmati makanan ini dengan rasa kekeluargaan yang hangat, seperti Lempah Kuning Muara, yang sangat terkenal di Kota Pangkalpinang.
Lempah Kuning Muara sangat menarik karena para pengunjung tidak hanya menikmati hidangan lempah kuning tetapi juga menikmati pemandangan muara atau kuala dan lalu lintas kapal nelayan.
Muara ini sungainya hanya satu kemudian sampai ke laut, sementara kuala terdiri banyak hilir sungai yang bertemu di pinggir laut dan orang-orang tua Bangka sering menasehati anak-anak agar tidak bermain di muara dan kuala karena banyak buaya.
"Saat ini Lempah Kuning Muara ini berkembang pesat dan mampu memperkenalkan makanan khas Bangka kepada masyarakat luar," tutur Ahmad Elvian.
Kepala Seksi Bina Usaha Hasil Perikanan pada Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah Atika Anggraini mengatakan makanan lempah kuning khas daerah merupakan produk yang bahan bakunya dari ikan segar.
Selama ini lempah kuning hanya jenis makanan khas daerah yang tidak pernah diciptakan dalam bentuk kemasan dan kaleng yang tahan lama dan bisa menembus pasar bisnis.
"Dalam mengembangkan produk ini, kami mencoba menggandeng pihak LIPI Yogyakarta untuk meneliti dan sebagai lembaga yang nanti menguji bahwa lempah kuning dinilai layak menjadi produk kemasan kaleng," ujarnya.
Pihaknya sudah mendaftarkan produk tersebut kepada LIPI dan sekarang masih menunggu proses dan responsif dari lembaga tersebut.
"Kuliner khas daerah ini terkait produk makanan dan inovasi baru, tentu membutuhkan proses yang panjang untuk menjadi produk yang layak dikonsumsi," ujarnya.
Menuju internasional
Pemilik Lempah Kuning Muara Pangkalpinang, Obi bertekad mempromosikan lempah kuning Bangka tingkat nasional dan internasional, guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya Kota Pangkalpinang.