Musim durian yang membawa berkah warga Badui
Senin, 15 Mei 2023 9:13 WIB 1534
Abdul, 45 tahun, wisatawan dari Kota Bogor mengaku bahwa durian Badui memiliki kualitas dan setara dengan Badui Rancamaya Bogor sehingga dirinya bersama keluarga membeli durian langsung ke permukiman Badui karena harganya lebih murah.
Mengonsumsi durian dengan mendatangi permukiman masyarakat Badui juga membawa kenikmatan sendiri.
Karena rasanya yang khas dan harga yang relatif murah, Abdul sampai menghabiskan Rp2,5 juta untuk memborong buah ini.
Siti Samsiah, warga Rangkasbitung, juga menghabiskan Rp800 ribu untuk membeli durian dari pengecer di kawasan Badui.
Rohim, 60 tahun, pengecer durian di Jalan Gang Kibun Rangkasbitung, mengaku selama musim durian ia bisa mempekerjakan hingga 25 orang. Setiap pekerja digaji Rp120 ribu/hari.
"Hari ini ini saja kami menerima kiriman durian badui sebanyak dua mobil pikap senilai Rp120 juta," katanya.
Kembangkan durian
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat mengatakan pemerintah daerah mendorong petani Badui terus mengembangkan perluasan tanaman durian karena dapat mendongkrak ekonomi masyarakat setempat.
Pemilik kebun durian, pemetik buah, buruh panggul, pengemudi, hingga pedagang pengecer mendapatkan rezeki selama musim durian.
Petani Badui saat ini memasok buah durian ke sejumlah pedagang pengecer di Rangkasbitung dan sekitarnya, DKI Jakarta, serta Jawa Barat.
Keunggulan durian Badui disebut Rahmat memiliki kualitas tidak kalah dari durian montong atau hepe.
Satu pohon durian bisa menghasilkan antara 500 sampai 800 durian.
Pemerintah daerah mengembangkan durian di Kecamatan Leuwidamar, Gunungkencana, Sobang, Muncang, Cirinten, Bojongmanik, Cimarga, dan Cibeber.
"Kami optimistis ke depan buah durian Lebak bisa menembus pasar ekspor," kata Rahmat.
Editor: Achmad Zaenal M