Musim durian yang membawa berkah warga Badui
Senin, 15 Mei 2023 9:13 WIB 1507
Biasanya, panen durian di kawasan permukiman Badui itu pada Oktober sampai Januari. Namun, pada tahun ini sudah bisa panen durian, yang membawa berkah bagi keluarga Badui.
"Panen durian pada Mei 2023 ditampung oleh pengepul atau tengkulak, dengan harga Rp35 juta untuk 10 pohon itu," kata Pulung.
Dari 10 pohon tersebut, lima pohon dibeli oleh tengkulak seharga Rp15 juta dan lima pohon lainnya Rp20 juta.
Para pengepul itu mengijon durian tergantung banyaknya buah karena mereka membeli dengan sistem borongan satu pohon.
Sarmudi, 50 tahun, petani Badui mengaku pohon durian miliknya sebanyak 120 pohon dibeli tengkulak Rp60 juta dengan rata-rata Rp3 juta/pohon. Buah di setiap pohonnya memang cukup banyak.
Tetua adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan jika panen durian tiba, pendapatan petani dan masyarakat Badui pasti meningkat.
Sebab, hampir semua warga adat Badui memiliki pohon durian karena tanaman ini memang dirawat dan dilestarikan.
"Kami melarang warga menebang pohon karena bisa menimbulkan kerusakan," katanya.
Karena begitu banyak pohon durian di kawasan tersebut maka banyak pula wisatawan maupun pedagang pengecer dari luar daerah datang ke sini membeli durian.
"Kami mendorong petani terus meningkatkan populasi tanaman durian karena buahnya bisa menambah pendapatan keluarga," katanya.
Ketua Kelompok Tani Desa Sangkanwangi, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Hendi Suhendi mengatakan pihaknya mengharapkan Pemerintah Kabupaten Lebak membangun pasar durian guna memutus mata rantai perdaganan durian.
Sebagian besar petani durian di sini merasa kesulitan memasarkan produksi durian sendiri.
Kehadiran pasar durian dinilai menguntungkan petani dan warga Badui. Petani bisa menjual langsung ke konsumen tanpa melalui tengkulak.
Selama ini, kebanyakan petani menjual buah durian ke tengkulak, bahkan mereka membeli langsung di atas pohon alias ijon.
Di wilayah Badui itu selama ini sebagai sentra penghasil durian terbesar di Kabupaten Lebak.
Mereka mengembangkan tanaman lokal hingga durian unggul, seperti jenis durian matahari, otong, dan hepi.
Ketika musim panen durian, komoditas ini diangkut truk ke luar daerah oleh penampung tengkulak. Penjualan durian kepada tengkulak di daerah itu memang sudah turun-temurun.
"Kalau ada pasar buah durian, itu lebih menguntungkan petani," katanya.
Hendi mengatakan ia mengembangkan durian unggul lokal Varietas Sangkan I dan II juga jenis otong, hepi, dan matahari. Durian unggul ini memiliki nilai jual tinggi.
Saat ini, hampir semua petani di daerah itu menanam durian itu di lahan miliknya karena nilai ekonominya yang tinggi.
Kelebihan durian lokal tersebut tanpa biji dengan buah tebal, rasanya manis, dan beraroma wangi.
"Kami yakin prospek durian lokal itu cerah dan bakal menguntungkan petani sekaligus dapat mengurangi durian impor," katanya.