"Untuk ke depannya angka stunting di Kota Bengkulu kembali turun dan pada tahun ini satu digit jadi 9 persen. Sehingga kita targetkan zero stunting di Kota Bengkulu," kata Wakil Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi di Kota Bengkulu, Senin.
Untuk menurunkan angka stunting, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bengkulu akan mencari titik angka stunting dengan menurun petugas ke lapangan untuk mendapatkan data yang valid, sehingga lahirlah suatu kebijakan yang diambil untuk menurunkan angka stunting itu sendiri.
Kemudian, TPPS Kota Bengkulu melakukan deteksi dini tiga bulan sebelum menikah bagi calon pengantin serta mengaktifkan posyandu dengan memberikan timbangan digital agar lebih akurat.
Selain itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Dewi Dharma menerangkan bahwa Pemerintah Kota Bengkulu pengembangan beberapa program sebagai strategi menurunkan stunting.
Seperti memberikan vitamin dan tablet tambah darah bagi remaja pelajar/siswi tingkat SMP dan bekerja sama dengan Pemprov Bengkulu untuk menyasar siswi tingkat SMA.
"Sosialisasi pendewasaan usia perkawinan juga menjadi program pencegahan potensi stunting yang menggandeng lembaga pendidikan dan kantor Kementerian Agama Kota Bengkulu," terang Dewi.
Sementara itu, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu mengimbau agar keluarga beresiko stunting untuk mengkonsumsi daun kelor sebagai sumber protein nabati dan telur sumber protein hewani.
Sebelumnya, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa lima wilayah di Bengkulu berhasil menekan prevalensi stunting di Bumi Rafflesia pada 2022.
Update Berita Antara Bengkulu di Google News
Update Berita Antara Bengkulu di Google News