Petani Badui penuhi pangan dari panen padi huma
Sabtu, 17 Juni 2023 15:59 WIB 1754
Persediaan pangan di pemukiman masyarakat Badui melimpah dari hasil panen itu tidak banyak dikonsumsi, terlebih adanya program bantuan beras yang diluncurkan pemerintah.
Masyarakat Badui mendapatkan sebanyak 10 kg beras dari Kemensos, karena masuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) juga 10 kilogram dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang didistribusikan PT Pos Indonesia.
Pemberian beras itu tentu dapat memenuhi ketersedian pangan juga mengurangi beban kebutuhan.
Masyarakat Badui Luar (berpakaian khas hitam) dan Badui Dalam (berpakaian putih) berpenduduk sekitar 11.600 jiwa, tersebar di 68 perkampungan. Ketersediaan pangan melimpah, termasuk gabah hasil panen 30 tahun lalu.
Stok pangan gabah huma hanya digunakan untuk acara pernikahan, sunatan, maupun pesta adat.
Selama ini, gabah-gabah huma yang disimpan di rumah pangan tidak digunakan untuk konsumsi, namun sebagai cadangan jika benar-benar paceklik, seperti pertanian ladang terserang hama atau penyakit yang mengakibatkan gagal panen.
Seluruh masyarakat Badui berprofesi sebagai petani ladang dengan bercocok tanam padi huma dan palawija serta hortikultura.
Penghasilan petani Badui dari menanam padi huma dengan masa panen selama enam bulan ke depan untuk persediaan pangan keluarga.
Sementara untuk panen cikur, jahe, dan pisang menjadi pendapatan ekonomi tiga bulanan hingga 12 bulanan.
Selain itu ada juga pendapatan lima tahunan, seperti tanaman keras albasia dan pulai.
Para petani Badui menjual hasil komoditas alam itu ke penampung maupun tengkulak setempat.
Masyarakat Badui bercocok tanam di ladang karena mempertahankan adat leluhur yang mengembangkan di lahan darat dan tidak boleh di areal persawahan.
Masyarakat Badui dilarang menanam padi di sawah juga dilarang menggunakan alat cangkul dan pupuk kimia.
Data di Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lebak menunjukkan masyarakat Suku Badui yang hidup di pedalaman daerah itu tidak pernah mengalami rawan pangan karena mereka selalu menyimpan hasil panen.
Stok pangan mereka malah melimpah dari hasil panen ladang huma.
Dari panen padi huma itu, puluhan sampai ratusan ikatan gabah disimpan melalui leuit-leuit. Leuit itu sebagai sumber rumah ketersediaan pangan.
Masyarakat Badui membangun leuit yang biasanya didirikan di belakang rumah guna memenuhi ketersediaan pangan.
Pembangunan leuit di belakang rumah karena lokasinya dekat dengan dapur dan mudah untuk mengambilnya.
Swasembada
Dinas Pertanian Kabupaten Lebak mencatat selama ini petani Badui sudah mampu swasembada sendiri untuk ketersediaan pangan konsumsi keluarga dan belum pernah mengalami krisis pangan.