Bengkulu (Antara-IPKB) - Kesertaan pasangan usia subur dalam menggunakan kontrasepsi keluarga berencana (KB) jenis-jenis hormonal masih amat tinggi seperti penggunaan pil, suntik dan implant. Selain penggunaan metode tersebut, metode jangka pendek pun masih menjadi idola bagi akseptor di daerah itu.
Hal itu menjadikan tantangan dalam meningkatkan kualitas program KB, kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bengkulu melalui KABID ADPIN Edi Sofyan kepada media di kantornya baru ini.
Berdasarkan hasil pencapaian terhadap peserta KB baru pada 2014 mencapai 96.964 akseptor, terdapat menggunakan kontrasepsi hormonal sebanyak 85.150 peserta.
Masih tingginya peserta KB dengan menggunakan metode itu disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat (PUS red) tentang manfaat KB secara luas.
"Pengetahuan terhadap KB di tengah masyarakat itu masih pada pengaturan kehamilan, sementara program KB mesti dilihat dari aspek kesehatan dan ekonomi, ujar Edi.
Dalam mengatasi sejumlah permasalahan program itu, pihaknya terus menyuluh masyarakat untuk mengalihkan metode kontrasepsi baik non hormonal maupun jangka panjang dengan langkah penyuluhan. Namun yang lebih penting lagi dalam meningkatkan kualitas program KB dengan mengkonversi metode itu perlu dibantu sara berupa alat bantu peraga konseling (ABPK).
Ia menjelaskan, jenis kontrasepsi non hormonal yakni, medis operasi wanita (MOW), medis operasi pria (MOP) kondom dan intera uterine device (IUD).
Upaya meningkatkan kualitas program KB dengan kontrasepsi jangka panjang dengan menggunakan kontrasepsi metode MOP,MOW, IUD dan implant, jelas Edi.(rs)