Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Vivi Yulaswati menyatakan Geopark yang menjadi warisan dunia UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) merupakan salah satu motor penggerak pembangunan di masa depan.
“Jadi kita tidak cuma bolak-balik bilang conserve the environment, tapi kehidupan ekonomi (masyarakat) sulit. Nah, sekarang geopark salah satu motor penggerak pembangunan ke depan, ecotourism, new source of growth,” ujar dia ketika ditanya Antara pasca acara UNESCO Global Geoparks Youth Marine Camp, Pulau Kepayang, Kepulauan Bangka Belitung, Rabu.
Baca juga: UNESCO sebut 763 juta orang dewasa kekurangan literasi digital
Hingga saat ini, Indonesia memiliki 10 tempat yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan peradaban dunia mulai dari level nasional hingga internasional. Adapun Geopark Belitung merupakan salah satu yang ditetapkan sebagai warisan budaya global.
“Jadi sebetulnya the story just began pada saat UNESCO menetapkan status global geopark. Perjuangannya panjang, tapi begitu sudah ditetapkan, sebetulnya kalau buat kami story just began karena bagaimana menyeimbangkan, menghidupkan prinsip-prinsip people, planet, and prosperity (3P),” ungkap Vivi.
Baca juga: UNESCO: Indonesia adalah contoh baik pembelajaran sepanjang hayat
Dalam konferensi pers pasca acara ASEAN Blue Economy Forum 2023 di Belitung, Senin (3/7), Vivi juga mengatakan bahwa perjuangan Belitung tidak hanya saat memperoleh status global tersebut. Namun, perjuangan selanjutnya ialah bagaimana mengedukasi, mengajak, dan secara kolaboratif bersama-sama masyarakat khususnya para pemuda untuk merawat warisan peradaban dunia.
Salah satu contoh bentuk aksi nyata yang dilakukan oleh masyarakat Belitung adalah melihat pertambangan bukan hanya dari sisi ekonomi saja, tetapi mengkonservasi bekas-bekas tambang menjadi wilayah mangrove berdasarkan prinsip 3P.
“Hal seperti ini yang ke depannya tentunya menjadi contoh baik bagi geopark-geopark yang lain. Bukan hanya sisi ekonominya tetapi juga masyarakat at the end merasakan bahwa kalau dia conserve ternyata ada value added ya, tidak hanya baik untuk bumi ternyata baik juga untuk perekonomian,” ucapnya.