Dokter Spesialis Anak RSUD TC Hillers, Mario Nara mengimbau masyarakat Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur untuk segera mencari pertolongan ke fasilitas kesehatan (faskes) guna mendapatkan vaksin anti rabies (VAR) apabila terkena gigitan hewan penular rabies (HPR) khususnya anjing.
"Bila ada anak yang digigit, segera cuci luka dengan air dan detergen lalu ke faskes terdekat untuk mendapatkan perawatan luka dan suntikan VAR," kata Mario di Maumere, Kabupaten Sikka, Jumat.
Hal itu dia sampaikan menyikapi adanya satu kasus gigitan terhadap seorang anak kecil berusia enam tahun yang tidak segera mendapatkan VAR usai digigit.
Baca juga: Bocah tujuh tahun meninggal dunia setelah digigit anjing
Baca juga: Bocah tujuh tahun meninggal dunia setelah digigit anjing
Bocah laki-laki asal Hikong, Talibura itu digigit anjing pada dagu sekitar tanggal 11 Juni 2023. Namun, bocah tersebut bersama ibunya baru berobat ke Puskesmas Boganatar pada tanggal 3 Juli 2023.
Mario menjelaskan anak tersebut masih dirawat di ruang isolasi ruangan anak Melati. Sang anak menunjukkan gejala gelisah, bicara sembarang, makan sedikit, dan tidak bisa minum.
"Masih terpasang infus dan diberikan nutrisi lewat cairan infus itu," katanya menerangkan.
Atas kondisi ini, Mario mengingatkan orang tua untuk waspada dan mengajak kerja sama semua pihak untuk mewaspadai gigitan anjing.
Baca juga: Kemenkes: Cuci luka bantu hentikan penularan rabies
Baca juga: Kemenkes: Cuci luka bantu hentikan penularan rabies
Kasus gigitan HPR, katanya harus segera ditangani dengan pencucian luka yang benar dan perawatan berupa VAR atau SAR sesuai indikasi pada faskes.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSUD dr T. C. Hillers Maumere, Asep Purnama juga menekankan pentingnya penanganan yang cepat dan tepat terhadap kasus gigitan HPR.
Ia menjelaskan penanganan harus dilakukan sesegera mungkin usai terjadi gigitan agar virus rabies tidak mencapai otak.
Untuk kasus dengan risiko rendah, katanya pasien dapat langsung diberikan vaksin anti rabies (VAR).
Namun, untuk kasus dengan risiko tinggi, pasien harus diberikan VAR dengan serum antirabies (SAR).
"Rabies memang penyakit yang mematikan, tapi bisa dicegah dengan cuci luka yang tepat serta pemberian VAR dan SAR sesuai indikasi. Namun, rabies harus dimulai dengan pencegahan penularan melalui vaksinasi HPR khususnya anjing," kata Asep.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News