Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri Tbk hingga kuartal II-2023 menyalurkan kredit senilai Rp1.272,07 triliun atau tumbuh secara konsolidasi sebesar 11,8 persen year-on-year (yoy), jauh di atas pertumbuhan industri perbankan sebesar 7,8 persen yoy.
“Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Senin.
Pertumbuhan kredit terutama terjadi pada segmen kredit komersial yang meningkat 18,9 persen yoy menjadi Rp215,7 triliun. Kemudian, kredit usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM) naik 11,7 persen yoy menjadi Rp72,3 triliun. Sementara itu, kredit segmen konsumer meningkat 11,3 persen yoy menjadi Rp106 triliun.
Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri melandai ke level 1,53 persen per Juni 2023, turun 94 basis poin (bps) dari catatan periode Juni 2022 yang berada di level 2,47 persen.
Adapun pencadangan NPL Coverage ratio bank only mencapai 342,2 persen, meningkat dari posisi kuartal II tahun sebelumnya yang sebesar 274,5 persen.
Sementara posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri makin melandai menjadi Rp 26,6 triliun.
“Jumlah ini sudah jauh lebih rendah dari Juni 2022 di posisi Rp 58,2 triliun, atau menurun 54,3 persen secara yoy,” ujar Darmawan.
Penurunan tersebut, menurut Darmawan, didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur serta bisnis para debitur yang sudah kembali normal.
Dengan didukung disiplin perbankan dalam mengimplementasikan manajemen risiko, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only pun mampu ditekan menjadi 0,98 persen per Juni 2023, jauh lebih baik bila dibandingkan periode setahun sebelumnya 1,27 persen.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News