Setelah memegang kaos tersebut, penumpang tersebut diajak menyanyikan yel-yel Malaga.
Malaga pernah menjalani masa-masa indah ketika ditukangi Manuel Pellegrini pada tahun 2010. Pada masa itu dengan dana transfer sebesar 55 juta poundsterling, Malaga mendapatkan pemain bintang di antaranya, Martin Demichelis, Ruud van Nistelrooy, Jeremy Toulalan, Isco, dan Santi Cazorla.
Hasilnya dari investasi ini membuat Malaga sempat parkir di peringkat ke-4 La Liga pada musim 2011/2012. Dongeng Cinderela pun berlanjut kala perjalanan Malaga menembus delapan besar Liga Champion. Sayangnya, langkah Malaga terhenti di delapan besar setelah kalah dari Borussia Dortmund.
Kejatuhan Malaga mulai terlihat ketika utang melilit klub tersebut. Malaga melanggar aturan keuangan FFP dan menjadi klub pertama di Eropa yang dilarang berlaga di kompetisi UEFA selama semusim. Malaga juga mendapat denda sebesar 300 ribu euro.
Baca juga: Rodri: Manchester City membuat sejarah
Kondisi ini berbarengan dengan bisnis pemilik Malaga dari Qatar, Seikh Abdullah Al-Thani. Proyek bisnis Al-Thani yang gagal membuat keuangan klub terseok-seok.
Eksodus pemain pun bermunculan. Puncak dari masalah ini yaitu terus menurunnya prestasi tim. Pada musim 2017/2018, Malaga terhempas dari La Liga setelah menjadi juru kunci.