Berdayakan masyarakat peduli mangrove rambai
Kamis, 24 Agustus 2023 9:42 WIB 1150
Baginya, untuk menyelamatkan bekantan mesti menyediakan habitat berupa hutan mangrove atau bakau tanaman rambai yang tumbuh di lahan basah pesisir sungai.
Memulihkan ekosistem lahan basah berupa hutan mangrove rambai juga menjadi upaya mitigasi bencana iklim akibat pemanasan global.
Menurut dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini, peningkatan populasi bekantan karena seiring dengan peningkatan restorasi mangrove rambai yang menjadi tempat hidup sosok primata endemik Pulau Kalimantan.
Sejak 2017, timnya telah melakukan penanaman lebih dari 15 ribu bibit pohon rambai, dan pada tahun ini rencananya ditambah 10 ribu batang yang tersebar di kawasan Stasiun Riset Bekantan dan Mangrove Rambai Center di Pulau Curiak dan sekitarnya.
Populasi bekantan di Pulau Curiak terus mengalami peningkatan jumlah dari 14 individu di tahun 2016 menjadi 38 ekor di tahun 2023.
Baca juga: Kuliner khas Solo menuju gastronomi bintang lima
Begitu juga yang dilaporkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam jika populasi bekantan di Kalimantan Selatan meningkat 10 persen dari tahun 2019 sekitar 3.000 ekor menjadi sekitar 4.000 ekor pada tahun 2022.
BKSDA Kalsel mencatat, salah satu fokus BKSDA memastikan habitat dan pakannya tetap tersedia agar bekantan bisa selalu hidup di tempat yang memang seharusnya berada.
Selain memperbanyak pakannya, yaitu buah rambai, BKSDA juga berupaya memperluas lokasi koridor perjalanannya, yaitu tersebar di hutan bakau, rawa dan hutan pantai.
Bekantan merupakan jenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan.
Langkah konservasi sudah menjadi keharusan demi menyelamatkan keberadaannya yang terancam punah.
Saatnya membangun kepedulian agar generasi mendatang tetap bisa melihat tingkah lucu bekantan di alam bebas, tanpa harus menyingkirkan karena bekantan bukanlah musuh manusia, namun justru turut melestarikan peradaban.