Survei tersebut dilakukan untuk mendalami isu mutakhir yang muncul di ruang publik, yaitu munculnya kandidat potensial cawapres untuk Pilpres 2024 dari kalangan perempuan. Dalam kajian Dialektika, isu tersebut kemudian mengerucut pada wacana cawapres dari kalangan tokoh perempuan.
Selain itu, survei tersebut sekaligus untuk mengukur kekuatan elektoral cawapres dari kalangan perempuan di daerah yang selama ini dikenal sebagai basis warga Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin.
Melalui simulasi top of mind terhadap cawapres Perempuan di Pilpres 2024, sebanyak 72,3 persen responden merespons positif memilih cawapres perempuan, 18,5 persen tidak memilih, 6,4 persen ragu-ragu dan 2,8 persen tidak tahu/tidak menjawab.
Beberapa argumen yang disampaikan terkait dengan pilihan responden adalah untuk membuka ruang politik yang pro gender, kehadiran perempuan di posisi strategis, pentingnya tokoh perempuan di posisi strategis untuk memperjuangkan kepentingan kaum perempuan.
Baca juga: Kuliner khas Solo menuju gastronomi bintang lima
Adapun terkait dengan cawapres yang merupakan representasi NU menunjukkan sebanyak 21,2 persen responden memilih cawapres dari NU, 5,6 persen memilih bukan NU, dan 73,2 persen netral.
Selanjutnya, terkait dengan pengukuran elektabilitas cawapres perempuan menyebut sebanyak 27,6 persen responden memilih Yenny Wahid, Khofifah Indar parawansa 25,4 persen, Puan Maharani 14,9 persen, Susi Pudjiastuti 12,6 persen, Sri Mulyani 8,5 persen dan 11 persen belum menentukan pilihan.
Pada survei ini, juga dilakukan simulasi nama pasangan yakni Capres-cawapres pasangan Prabowo-Yenny Wahid mendapat dukungan responden sebesar 40,7 persen, Ganjar Pranowo-Yenny Wahid 32 persen dan Anies Baswedan-Yenny Wahid 27,8 persen.
Temuan survei tersebut sebetulnya tidak mengejutkan karena itu dilakukan di basis NU. Apalagi survei dibatasi di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tentu nama yang muncul tidak akan banyak pasti Yenny Wahid dan Khofifah tentu akan menjadi nama tertinggi.
Meski demikian, hasil survei ini memotret bahwa ada calon potensial cawapres dari kalangan perempuan yang bisa menjadi alternatif bagi masyarakat Indonesia untuk menentukan pilihannya di Pilpres 2024.