Depok (ANTARA) - Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana menyatakan koalisi pilpres mengalami kebuntuan akibat ketiadaan kepastian adanya pemenang dalam satu putaran pilpres.
"Hal ini mendorong adanya skema simulasi ataupun skenario dua putaran. Namun skenario yang ada pun tidak mudah dapat dilakukan," kata Aditya Perdana di Kampus UI Depok, Senin.
Baca juga: Pakar politik: Duet Prabowo-Ganjar itu opsi terakhir bagi dua koalisi
Selain itu, kata dia, tidak adanya kekuatan bacapres dan dukungan parpol yang dominan sehingga memudahkan kompetisi dapat diselesaikan satu putaran.
Hampir semua bacapres yang kuat, yakni Anies Bswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto tidak ada yang memiliki elektabilitas lebih dari 40 persen sehingga peluang kemenangannya masih sulit ditebak dalam satu putaran.
Selain itu, ujar dia, calon yang ada belum sepenuhnya mewakili keragaman sosial dan budaya masyarakat.
Baca juga: SBY nyanyikan lagu untuk Prabowo: 'Kamu Ngga Sendirian'
Untuk faktor bacawapres tidak ada yang mampu mendongkrak keterpilihan bacapres seandainya berbagai simulasi dilakukan, katanya.
Adapun spekulasi politik yang terus berkembang, kata dia, adalah satu atau dua putaran pilpres dan kaitannya jumlah pasangan bakal calon yang kemungkinan akan mendaftar di KPU.