"Realisasi pendapatan APBN di Provinsi Bengkulu hingga saat ini telah mencapai Rp2,03 triliun atau 69,88 persen dari target sebesar Rp2,91 triliun," kata Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJPb Bengkulu Bayu Andy Prasetya saat dikonfirmasi di Bengkulu, Minggu.
Ia menyebutkan, realisasi pendapatan APBN di Provinsi Bengkulu berasal dari sektor perpajakan, seperti total realisasi penerimaan pajak yaitu Rp1,69 triliun atau 65,81 persen dari target pajak Provinsi Bengkulu 2023 sebesar Rp2,56 triliun.
Untuk kinerja penerimaan perpajakan secara total masih mengalami peningkatan sebesar 9 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022, meskipun beberapa jenis pajak masih menunjukkan penurunan kinerja.
Pertumbuhan pajak didorong dari meningkatnya kinerja realisasi pendapatan Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas, penerimaan bea dan cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Bayu mengatakan realisasi penerimaan pajak penghasilan nonmigas sebesar Rp873,46 miliar atau 83,21 persen dari target Rp1,04 triliun, pajak pertambahan nilai yaitu Rp753,74 miliar atau 53,52 persen dari target Rp1,41 triliun.
Kemudian, pajak bumi dan bangunan (PBB) sebesar Rp37,18 miliar atau 56,09 persen dari target Rp66,29 miliar dan pajak lainnya yaitu Rp26,33 miliar atau 57,49 persen dari target Rp45,80 miliar.
Selanjutnya penerima bea cukai sebesar Rp6,66 miliar atau 177,23 persen dari target yaitu Rp3,76 miliar dan terbesar berasal dari bea keluar Rp6,64 miliar atau 176,73 persen dari target Rp3,75 miliar.
Sedangkan untuk penerimaan negara bukan pajak, kata Bayu, sebesar Rp338,50 miliar atau 101,32 persen dari target Rp334,08 miliar yang terdiri dari PNBP lainnya Rp171,79 miliar atau 158,91 persen dari target Rp108,10 miliar dan pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) yaitu Rp166,71 miliar atau 73,77 persen dari target Rp225,98 miliar.
"Peningkatan kinerja penerimaan bea dan cukai ditopang oleh pertumbuhan penerimaan bea keluar, dengan adanya peningkatan aktivitas ekonomi khususnya dari ekspor komoditas, diharapkan dapat meningkatkan ekonomi regional serta pertumbuhan produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berorientasi ekspor," kata Bayu.