Mukomuko (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, berencana merekrut minimal tiga orang tenaga ahli untuk menangani situasi kedaruratan lingkungan yang berkaitan dengan keberadaan hewan liar dan berbahaya, seperti berbagai jenis ular, tawon, dan hewan jenis berbahaya lainnya.
"Nanti kita cari yang punya keahlian, kami uji dan tes siapa yang punya keahlian menangani hewan berbahaya," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Mukomuko Ramdani di Mukomuko, Selasa.
Ia mengatakan, instansinya merekrut tenaga ahli, dan menjadikan mereka sebagai tenaga honorer yang digaji dari APBD dengan gaji sebesar Rp1 juta per bulan, atau sama dengan gaji petugas pemadam kebakaran honorer di dinas ini.
Ia mengatakan, pihaknya menyiapkan anggaran untuk membayar gaji tenaga ahli tersebut tahun 2024 dengan total sekitar Rp36 juta untuk selama setahun.
Ia menyatakan, meskipun di dinas ini nantinya ada tenaga ahli yang menangani hewan berbahaya, namun mereka bekerja tetap didampingi oleh petugas pemadam kebakaran.
Ia mengatakan, instansinya selain merekrut tenaga ahli yang bisa menangani hewan berbahaya, termasuk ahli dan teknisi yang tahu masalah kabel listrik.
"Kalau kabel listrik banyak sembrawut, paling tidak dia tahu dan dia koordinasi dengan pihak PLN," ujarnya.
Ia mengatakan, meskipun instansinya belum memiliki tenaga ahli, tetapi petugas damkar di dinas ini sejak beberapa waktu lalu melakukan penanganan hewan berbahaya yang menganggu masyarakat.
Petugas damkar seminggu yang lalu menangkap ular cobra, selain itu di wilayah Kecamatan Lubuk Pinang ada orang yang menangkap semua jenis ular.
Tenaga ahli termasuk membantu menyelamatkan orang dari gangguan monyet dan anjing liar seperti yang pernah kejadian di satuan pemukiman (SP) VI. Di wilayah tersebut ada monyet yang masuk rumah.
"Petugas damkar menangkap monyet besar tersebut dengan cara dijerat," ujarnya.
Warga Kelurahan Bandar Ratu Hartono mengatakan, di wilayahnya banyak sekali ular cobra dan ular tersebut masuk ke dalam rumah.
Untuk itu, katanya, warga di wilayahnya tidak membiarkan semak belukar yang menjadi tempat ular bersarang.
Update Berita
Antara Bengkulu Lainnya di
Google News