Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebutkan, dengan adanya kegiatan tersebut, para peserta dapat membantu mensosialisasikan penanganan dalam menghadapi situasi gempa bumi kepada masyarakat Bengkulu.
"Jadi kegiatan ini sangat membantu untuk masyarakat dalam menghadapi situasi bencana gempa bumi, seperti apa, penanganannya dan bagaimana cara mengatasinya. Sebab para peserta inilah yang membantu kita dalam mensosialisasikan kepada masyarakat," katanya di Kota Bengkulu, Kamis.
Untuk tas kesiapsiagaan bencana tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat dalam membawa makanan, minuman dan dokumen penting pada saat bencana gempa bumi terjadi.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, dengan adanya kegiatan ini masyarakat Bengkulu dapat lebih siap siaga dalam menghadapi potensi bencana gempa bumi yang ada di wilayah tersebut.
"Pertama langkah kita ingin mendapatkan sejenis kader masyarakat bagaimana upaya mitigasi kesiapsiagaan terhadap gempa. Terus kedua, selama ini dipasang beberapa titik peralatan gempa BMKG dan dipahami juga masyarakat disosialisasikan ke masyarakat ketika alatnya seperti ini hasil narasi nya seperti apa. Kemudian yang ketiga kita memang bersama BPBD dengan Basarnas dan pak Kapolda secara berkala melakukan simulasi penanganan bencana," ujar dia.
Kegiatan sekolah lapang gempa bumi dilakukan guna mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan jika terjadi gempa bumi dan tsunami di wilayah Provinsi Bengkulu.
Hal tersebut dilakukan sebab, Provinsi Bengkulu merupakan wilayah yang dilalui oleh rangkaian gunung berapi atau "ring of fire" sehingga berpotensi lebih besar untuk terjadi gempa bumi dengan kekuatan yang besar jika dibandingkan dengan wilayah lainnya.