Mukomuko (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, tahun 2024 akan menetapkan pembelajaran pengetahuan tentang kebencanaan masuk dalam muatan lokal di sekolah tingkat SD dan SMP di daerah ini.
Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko Ramon Hoski, di Mukomuko, Kamis, mengatakan, pengetahuan tentang kebencanaan penting diketahui oleh anak-anak supaya bagaimana anak-anak memposisikan diri untuk keselamatan dirinya dan keselamatan kawannya.
"Saat ini sudah ada dua muatan lokal di sekolah di daerah ini, yakni keagamaan dan kesenian daerah. Tahun 2024 kita tetapkan pengetahuan bencana masuk muatan lokal sekolah dan penerapannya kemungkinan tahun 2025," ujarnya.
Ia menjelaskan berbicara bencana, hasilnya harus konsisten, harus jelas, dan tahap-tahap harus benar-benar dilaksanakan, atau bukan berbicara telaah dan sebagainya.
Menurutnya, kabupaten Mukomuko rawan terjadi bencana alam, sehingga memenuhi syarat jika siswa sekolah di daerah ini mendapatkan pengetahuan tentang kebencanaan.
"Arahnya, misalnya terjadi bencana anak-anak masih belajar, lalu bagaimana penanganan anak anak untuk dirinya sendiri dan kawan kawannya itu yang penting," ujarnya.
Harapannya, katanya, di sana ada semacam muatan lokal tentang pengetahuan bencana dan arahnya ada hasil dan ada produk.
Ia menjelaskan misalnya muatan lokal keagamaan ada pelajaran hadis-hadis Alquran, sedangkan kebencanaan ada relawan di sana, ada produk.
"Nanti jatuhnya secara teknis pelaksanaan perlindungan, tetapi wadah kita bikin dulu," ucapnya.
Ia mengatakan kalau ada muatan lokal tentang pengetahuan bencana, maka pihak terkait bisa membuat program pelatihan tentang kebencanaan di sekolah-sekolah.
Ia menambahkan, selama ini BPBD mengundang anak-anak untuk mengikuti simulasi bencana, kalau ada muatan lokal tentang itu jelas ada pelatihan khusus di sekolah.
Kemudian, katanya, kalau ada muatan lokal tentang pengetahuan bencana sekolah bisa mengundang orang berkompeten seperti BPBD dan sebagainya.
"Kita bikin wadahnya dulu, kita masukkan muatan lokal mengingat latar belakang daerah kita lempeng dan 600 kali gempa setahun," ujarnya.