Menunggu tol Bengkulu-Palembang, penghubung strategis Pulau Sumatera
Kamis, 14 Desember 2023 4:41 WIB 4404
Saat ini, perjalanan antara Kota Bengkulu dan Palembang masih mengandalkan jalan arteri konvensional, menyebabkan waktu tempuh yang relatif lama. Namun, dengan pembangunan jalan tol, gambaran tersebut akan segera berubah. Misalnya, perjalanan dari Kota Bengkulu ke Lubuklinggau, yang biasanya memakan waktu 4-6 jam melalui jalan arteri, akan dipangkas menjadi hanya 1-2 jam lewat tol.
Penyingkatan waktu tempuh bukan hanya soal efisiensi perjalanan, tetapi juga membuka pintu bagi peluang-peluang baru lainnya. Kemudahan akses dan mobilitas yang lebih cepat akan memudahkan berbagai aspek kehidupan, mulai dari perdagangan, pariwisata, hingga pertukaran sosial dan budaya.
Kota-kota di perbatasan Bengkulu-Sumatera Selatan, terutama daerah di Bukit Barisan, akan merasakan dampak langsung dari peningkatan konektivitas ini.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, keberadaan jalan tol ini diperkirakan akan menjadi katalisator bagi lahirnya sumber ekonomi baru di Bumi Rafflesia itu.
Dengan tersedianya infrastruktur yang memadai, wilayah itu tidak hanya akan menjadi lebih mudah diakses, tetapi juga lebih menarik bagi investasi dan pengembangan berbagai sektor ekonomi.
Proyek tol Bengkulu ditengarai tidak hanya merupakan pengembangan infrastruktur, tetapi juga menjadi simbol kemajuan dan harapan bagi masa depan yang lebih cerah, terintegrasi, dan berkembang di Pulau Sumatera.
Ketika jalan tol sudah rampung, masalah konektivitas sudah teratasi. Artinya pergerakan komoditas dan orang ke Bengkulu meningkat, karena kemudahan akses.
Jalan tol Bengkulu-Palembang, yang menghubungkan kota-kota strategis di dua provinsi, diharapkan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan secara khusus dan Sumatera secara umum.
Proyek ini bukan hanya mempersingkat waktu tempuh dan mengurangi kemacetan, tetapi juga mendukung sektor ekonomi baru di Bengkulu, yang selama ini bergantung pada pertanian.
Dengan mobilitas yang lebih efisien harapannya bisnis dan industri akan berkembang lebih cepat, menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Juga, sektor pariwisata dan jasa akan tumbuh dengan akses yang lebih baik ke tempat wisata dan wilayah terisolasi.
Pembangunan tol ini diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan dan membuka akses ke tempat tujuan wisata, seperti situs sejarah di Bengkulu dan wisata alam di Rejang Lebong. Hal ini akan menguntungkan sektor hotel, restoran, UMKM, dan penjualan suvenir.
Pembangunan tol juga terintegrasi dengan proyek infrastruktur lain, seperti pengembangan Pelabuhan Baai, meningkatkan konektivitas dan daya saing ekonomi regional. Dengan proyek ini, Bengkulu diharapkan dapat mengatasi isolasi dan menyongsong era baru pertumbuhan dan kemakmuran.
Namun, ada tantangan dalam pembangunan tol ini, termasuk potensi dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat lokal. Kenaikan harga tol dan kebutuhan akan transportasi publik menjadi perhatian penting.
Maka dari itu, diperlukan perencanaan yang matang, pengelolaan yang efisien, dan mitigasi dampak yang efektif untuk memastikan manfaat maksimal bagi masyarakat Bengkulu dan lingkungan sekitarnya. Seimbang dan bertanggung jawab, tol ini diharapkan menjadi simbol kemajuan yang berkelanjutan dan inklusif bagi Provinsi Bengkulu.
Kendala pembangunan
Meski dihadapkan pada tantangan pandemi COVID-19, pembangunan tol Bengkulu-Sumsel tetap berlangsung dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat oleh PT Hutama Karya Infrastruktur. Proyek ini mencerminkan komitmen pemerintah dan pemangku kepentingan dalam mendorong infrastruktur sebagai pilar ekonomi nasional.