Bahaya besar jika Perang Gaza meluas
Kamis, 28 Desember 2023 16:26 WIB 3090
Namun akibat serangan Houthi, kapal-kapal yang mengangkut ratusan ribu kendaraan itu tak bisa masuk Eilat sejak 15 November, sehingga dalam waktu sebulan saja Israel kehilangan pemasukan 10 miliar dolar AS.
Situasi ini jelas menampar ekonomi Israel, yang menurut lembaga think tank Israel "Taub Center for Social Policy Studies", bakal mengalami kontraksi 2 persen pada triwulan keempat 2023.
Perekonomian Israel sendiri sudah terpukul oleh jumlah angkatan kerja yang terpangkas sampai 20 persen gara-gara perang di Gaza.
Israel masygul oleh keadaan ini. Mereka kian kesal karena tak bisa membuktikan Iran berada di belakang manuver Houthi.
Sementara itu di bagian utaranya yang berbatasan dengan Lebanon, Israel menghadapi serangan yang kian gencar dari Hizbullah seiring dengan semakin kerasnya Israel menyerang Hamas.
Hizbullah sendiri bukan lawan sembarangan. Selain memiliki pejuang-pejuang terlatih di berbagai medan perang, termasuk perang saudara Suriah, Hizbullah juga memiliki 150.000 roket, baik roket biasa maupun peluru kendali, yang tak dipunyai Hamas.
Hizbullah juga memiliki stok "drone" yang lumayan banyak, dan peluru kendali anti-tank, anti-pesawat dan anti-kapal perang.
Baca juga: Israel serukan demiliterisasi Gaza setelah perang berakhir
Baca juga: PBB tunjuk koordinator kemanusiaan untuk Gaza
Israel tahu Iran berada di balik serangan Hizbullah, tapi mereka tak memiliki bukti untuk menindak Iran, sampai kemudian mereka diduga membunuh petinggi militer Iran, Seyed Razi Mousavi, di pinggiran Kota Damaskus di Suriah pada 25 Desember.
Mousavi terkenal dekat dengan mendiang Jenderal Qassem Soleimani yang dibunuh Amerika Serikat pada 2020. Iran sendiri menganggap Mousavi sebagai pahlawan yang memastikan keamanan Iran dan kawasan.
Israel meyakini Mousavi berusaha memasok peluru kendali dan peralatan militer canggih kepada Hizbullah melalui Suriah.
Sejauh ini Israel bungkam menghadapi tudingan membunuh Mousavi, tapi Presiden Iran Ebrahim Raisi terang-terangan menuding Israel membunuh salah satu otak terpenting Iran dalam mencengkeramkan pengaruh negara itu di kawasan Timur Tengah. Raisi bersumpah akan menuntut balas kepada Israel.
Sejumlah analisis, di antaranya Trita Parsi dari Quincy Institute for Responsible Statecraft, menduga Israel berada di balik pembunuhan Mousavi untuk memancing Iran terbuka masuk pusaran perang, sehingga Israel memiliki alasan untuk menyerang Iran.
Membahayakan seisi dunia
Faktanya, Israel tak menepis skenario perang yang lebih luas. Bahkan sejak hari pertama agresi di Gaza, Israel tak saja mengerahkan personel dan aset militer mereka ke Gaza, tapi juga ke sepanjang perbatasan Israel-Lebanon dan Dataran Tinggi Golan di Suriah.
Lantas, pada 26 Desember, di depan parlemen Israel, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengingatkan negaranya di ambang menghadapi perang di berbagai "front" karena menurutnya Israel tak hanya diserang dari Gaza, tapi juga dari Lebanon, Suriah, Tepi Barat, Irak, Yaman, dan Iran.
Namun demikian, skenario perang kawasan merumitkan siapa pun, termasuk Iran dan Israel sendiri, bahkan Amerika Serikat yang menjadi patron abadi Israel.