Bengkulu (Antara) - Puluhan pelajar SMK Negeri 5 Kota Bengkulu mementaskan tari kolosal tentang perjuangan Pangeran Ratu Samban melawan penjajah Belanda saat peringatan Hari Ulang Tahun ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Kami ingin memeriahkan HUT Republik Indonesia dan mengenang perjuangan masyarakat Bengkulu yang dipimpin Pangeran Ratu Samban melawan penjajah," kata Koordinator Pementasan Elvita di Bengkulu, Senin.
Pementasan tari kolosal itu mendapat perhatian dari peserta upacara HUT Kemerdekaan di Balai Semarak yang dipimpin Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah.
Usai upacara penaikan bendera Merah Putih di lapangan Balai Semarak yang merupakan rumah dinas Gubernur Bengkulu, kelompok penari kolosal langsung memasuki arena pementasan.
Awal kisah dimulai dengan keseharian masyarakat Bengkulu yang tenteram dan makmur yang ditandai dengan penampilan sejumlah penari menggunakan pakaian khas Bengkulu dan melakukan transaksi jual beli di pasar tradisional.
Kemudian dua kendaraan berisi tentara Belanda memasuki wilayah Bengkulu dan menciptakan kekacauan yang menimbulkan korban nyawa masyarakat Bengkulu.
Pertempuran pasukan yang dipimpin Pangeran Ratu Samban tidak terelakkan untuk melindungi masyarakat dari penindasan penjajah.
Menurut sejarah lokal Bengkulu, peristiwa perjuangan Mardjati alias Ratu Samban melawan penjajah Belanda berlangsung pada 1873.
Gugurnya dua pemerintah kolonial Belanda pada 1873 membuat tentara penjajah tidak henti-hentinya mengejar dan mencari Ratu Samban.
Setiap rakyat yang ditemui dan dimintai keterangan tentang keberadaan Ratu Samban selalu bungkam, seolah-olah tidak mengetahui adanya keterlibatan Ratu Samban.
Elvita yang juga pengajar di SMK 5 mengharapkan lewat pementasan ini masyarakat Bengkulu mengetahui tentang keberadaan dan kehebatan seorang Pangeran Ratu Samban melawan kekejaman penjajah dan mengharapkan pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional bagi Pangeran Ratu Samban.***4***