Tunanetra tak menghalanginya untuk belajar dan menghafal Al-Qur'an
Jumat, 15 Maret 2024 10:01 WIB 5828
Penggunaan Al-Quran braille adalah metode lain yang sangat penting bagi santri tunanetra. Al-Qur'an braille adalah versi yang ditulis dalam bentuk sebuah sistem tulisan yang dapat dibaca oleh sentuhan.
Dengan menggunakan jari-jari mereka, santri tunanetra dapat membaca Al-Qur’an dengan merasakan titik-titik huruf yang membentuk ayat-ayat suci Al-Qur’an.
“Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk memahami tata letak halaman Al-Qur’an dan mencari ayat-ayat yang ingin mereka hafal atau pelajari,” kata Zuhud. Sedangkan speaker murotal adalah perangkat audio yang dirancang khusus untuk membantu santri tunanetra dalam menghafal dan memahami Al-Qur’an. Ini merupakan solusi yang luar biasa, mengingat para santri tunanetra mengandalkan pendengaran dan perasaan untuk memahami isi Al Qur’an.
Speaker ini memiliki kemampuan untuk memutar ayat-ayat Al -Qur’an dalam berbagai qari (pembaca) dan nada, sehingga santri dapat memilih dan mendengarkan dengan nyaman.
Keterbatasan bukan penghalang
Salah seorang santri yang belajar di Pesantren Tahfidz Tunanetra Sam’an itu adalah Rahmat (22). Dia mengaku ingin ilmu yang diperolehnya saat membaca Al-Qur’an melalui berbagai metode dapat ia sebarkan kembali kepada teman-teman penyandang tunanetra lainnya yang ingin mempelajari Al-Qur’an.
Sebab, kata dia, masih belum banyak yang tahu bahwa penyandang tunanetra bisa melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an meski dengan gerakan jari-jari tangan di atas halaman braille.
“Harapan setelah di sini, kalau bidang keilmuan inginnya terjun ke masyarakat dan bisa menjadi seorang yang bisa menyampaikan ilmu ataupun pendakwah,” kata Rahmat.
Dengan keterbatasan yang dimilikinya saat ini, tak menyurutkan semangatnya untuk terus mempelajari Al Qur’an. Dia tak ingin kalah bersaing dengan penghafal Quran lainnya yang memiliki indra penglihatan yang sempurna.
“Dalam hati kami, semua kekurangan tidak menjadikan hambatan. Justru, bagaimana kekurangan ini saya harus bisa seperti mereka-mereka yang pada pada umumnya bisa melihat,” ucapnya.
Lain halnya dengan santri perempuan Zarfa (19) yang bercerita kebahagiannya, Tahun ini merupakan tahun pertamanya mengikuti kegiatan di Pesantren Tahfidz Tunanetra Sam’an.
Berkat ilmu yang diberikan oleh tenaga pendidik di pondok tersebut, ia mengaku selalu mampu menuntaskan target yang diberikan dengan hafalan 1 juz Quran dalam setiap bulannya. “Mungkin buat yang baru awal-awal, masih sulit. Tapi kalau udah terbiasa, mah bisa,” kata Zarfa.
Dalam semangat kepedulian sosial di bulan suci Ramadhan, Kemenag Bandung secara khusus akan memberikan bantuan sembako, sejumlah uang sekaligus memberikan dorongan moral kepada para santri di pesantren tersebut untuk terus semangat dalam memahami Al-Qur’an di tengah keterbatasan.
Keterbatasan fisik tunanetra tidak menghalangi para santri di Pesantren Tahfidz Tunanetra Sam’an untuk mengakses pelajaran agama Islam, bahkan untuk dapat membaca sekaligus menghafal Al-Qur'an.