Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, meminimalkan pelaksanaan fogging atau pengasapan dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah itu.
"Dalam penanggulangan DBD kita masih mengutamakan program pemberantasan sarang nyamuk atau PSN. Kita mulai meminimalkan pelaksanaan fogging, karena dampak yang ditimbulkan cukup berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan," kata Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong Dhendi Novianto Saputra, di Rejang Lebong, Jumat.
Dia menjelaskan fogging yang dilaksanakan dalam satu titik dapat menimbulkan dampak lainnya akibat racun yang tertinggal maupun asapnya yang terhirup oleh orang.
Pelaksanaan fogging, kata dia, merupakan langkah terakhir dalam penanggulangan DBD, karena selain berdampak bagi kesehatan juga akan menyebabkan nyamuk Aedes aegypti menjadi kebal, dan yang mati hanya nyamuk dewasa saja.
Pihaknya meminta warga Rejang Lebong agar melakukan gerakan PSN dengan menjaga kebersihan lingkungan, kemudian melakukan gerakan 3M plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup dan mengubur barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Menurut dia, kasus penyebaran DBD di 15 kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong sepanjang Maret 2025 sebanyak 11 kasus. Sedangkan pada April 2025 ada tiga kasus baru yang tersebar di Kecamatan Curup Timur yakni di Desa Air Meles Bawah dan Kelurahan Karang Anyar, serta di Kelurahan Padang Ulak Tanding, Kecamatan Padang Ulak Tanding.
Adanya kasus baru DBD tersebut sudah ditindaklanjuti Dinkes Rejang Lebong dengan menerjunkan petugas surveilans dan petugas kesehatan lingkungan untuk melakukan tracing di lokasi-lokasi yang terdampak.
"Untuk di wilayah Padang Ulak Tanding sudah dilakukan fogging sebagai langkah terakhir penanggulangan. Sedangkan di Air Meles Bawah dan Karang Anyar, baru selesai penelusuran kasus melalui tracing," ujarnya.
Sebelumnya Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Rejang Lebong Titin Julita menyebutkan kasus DBD yang ditangani oleh 21 puskesmas tersebar di 15 kecamatan di Rejang Lebong pada Januari 2025 sebanyak 34 kasus, kemudian Februari ada 32 kasus.