Mukomuko (ANTARA) - Warga di Desa Tunggal Jaya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, kini kembali tenang dan beraktivitas seperti biasa setelah konflik dengan harimau di wilayah tersebut sejak 20 hari yang lalu.
"Saat ini warga sudah tenang, aktivitas juga normal," kata Plt Kepala Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, Ujang Selamat saat dihubungi dari Mukomuko, Senin.
Warga di Desa Tunggal Jaya dan desa terdekat di wilayah Kecamatan Teras Terunjam sebelumnya membatasi aktivitas mereka di luar rumah setelah peristiwa kematian seorang warga Desa Tunggal Jaya dan satu ekor sapi yang diduga dimangsa harimau.
Seorang warga Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, bernama Ibnu Oktavianto (22) ditemukan meninggal dunia di kebun kelapa sawit milik Ari Cahyono pada Selasa (7/1) sekitar pukul 23.30 WIB.
Korban yang sehari-hari mencari rumput untuk pakan kambing itu ditemukan meninggal dunia, diduga dimangsa harimau di sebuah kebun kelapa sawit di wilayah tersebut.
Kemudian, satu ekor sapi milik Deden Nurjamil, warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Teras Terunjam yang berbatasan dengan Desa Tunggal Jaya ditemukan mati akibat dimangsa harimau.
Dia mengatakan, sekarang ini warga berusaha melawan rasa takut karena dalam situasi sekarang ini ada oknum yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan keadaan.
Ia menambahkan, karena saat warga petani berhenti memanen sawit, justru menjadi peluang bagi oknum tidak bertanggung jawab untuk mencuri buah sawit petani.
Untuk itu, ia mengimbau warga tidak perlu lagi mengirim postingan tentang harimau ke media sosial, apalagi sudah banyak postingan hoaks tentang harimau di media sosial.
Kendati demikian, katanya, masyarakat sudah mulai sadar dan tidak terpengaruh lagi dengan postingan tentang harimau di media sosial.
Sementara itu, katanya, perangkap harimau masih terpasang di tempat kejadian warga yang meninggal dimangsa harimau di kebun kelapa sawit.
Selain itu, katanya, pihak BKSDA juga rutin aktif memantau perangkap harimau, dan warga juga mengurus pakan kambing untuk umpan harimau.