Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu mengimbau nelayan setempat untuk mewaspadai gelombang laut mencapai setinggi 1,25 meter hingga 2,5 meter yang terjadi di perairan daerah itu selama tujuh hari ke depan.
"Kami minta nelayan waspada saat melaut, karena ada potensi gelombang tinggi. Jangan sampai gelombang ini membahayakan keselamatan nelayan," kata Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Mukomuko Ahmad Hidayat Syah usai melakukan pemantauan prakiraan cuaca di sepanjang pesisir pantai mulai dari Kecamatan Air Rami hingga Kecamatan Lubuk Pinang di Mukomuko, Senin.
Baca juga: BPBD: 12 kecamatan di Mukomuko rawan banjir
Baca juga: BPBD: 12 kecamatan di Mukomuko rawan banjir
Ia mengatakan cuaca yang melanda wilayah ini, selain gelombang tinggi, juga potensi angin kencang dan hujan lebat.
"Berdasarkan pengamatan kami, gelombang tinggi yang terjadi di sepanjang pesisir pantai daerah ini akan berlangsung selama tujuh hari ke depan terhitung mulai 29 September sampai 5 Oktober 2024," ujarnya.
Ia mengatakan sebenarnya gelombang setinggi itu masih dalam kategori sedang, tetapi gelombang itu tetap dapat membahayakan keselamatan nelayan yang melaut karena ada angin kencang.
Ia menambahkan angin kencang yang menerpa daerah ini terjadi di pesisir pantai dan permukiman penduduk.
Baca juga: Mukomuko alokasikan anggaran untuk pemasangan lampu jalan Rp1 miliar
Baca juga: Mukomuko alokasikan anggaran untuk pemasangan lampu jalan Rp1 miliar
Ia mengatakan ada satu rumah warga yang rusak parah akibat tertimpa pohon kelapa sawit di Desa Sinar Jaya, Kecamatan Air Manjuto akibat hujan lebat, petir, dan angin kencang melanda wilayah ini.
"Rumah milik Suherman (37) warga Desa Sinar Jaya, Kecamatan Air Manjuto yang rusak parah tertimpa pohon besar," ujarnya.
Akibat kejadian itu, warga mengalami kerugian material lebih kurang Rp5 juta, karena selain rumah rusak, sepeda motor juga rusak.
Untuk itu, ia mengimbau warga untuk mewaspadai pohon tumbang saat angin kencang untuk menghindari jatuhnya korban akibat bencana itu.