Madrid (ANTARA) - Pemimpin partai haluan kiri Spanyol, Podemos, Ione Belarra, pada Kamis (10/10) mengecam Israel atas sejumlah serangannya terhadap pasukan perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon selatan, dan mengatakan "kebiadaban ini harus dihentikan."
Dalam sebuah unggahan di X, Belarra mengacu pada laporan tentang pasukan Israel yang menembaki posisi Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).
Dia mengatakan bahwa Israel telah dibiarkan menyerang lima negara di wilayah tersebut tanpa konsekuensi dan telah melakukan genosida terhadap pria, wanita, dan anak-anak yang tidak bersalah.
Menekankan bahwa genosida ini harus dihentikan, Belarra juga mengkritik negara-negara Barat karena memberikan dukungan politik dan finansial kepada Israel.
"Kami sudah mengatakannya. Hari ini, korbannya adalah orang Palestina. Besok, jika kita tidak menghentikan negara teroris Israel, bisa siapa saja. Kebiadaban ini harus dihentikan tepat waktu," tulisnya.
UNIFIL sebelumnya menyatakan bahwa markas besarnya di Naqoura dan lokasi lainnya telah berulang kali ditembaki oleh pasukan Israel, menyebabkan dua penjaga perdamaian terluka.
Israel telah melakukan serangan udara besar-besaran di seluruh Lebanon terhadap apa yang mereka klaim sebagai target-target Hizbullah sejak 23 September, menewaskan setidaknya 1.323 orang, melukai lebih dari 3.700 lainnya, dan memaksa lebih dari 1,2 juta orang mengungsi.
Kampanye serangan udara ini merupakan eskalasi dari perang lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah sepanjang tahun, yang dimulai setelah serangan brutal Israel terhadap Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 42.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Serangan Israel selama berbulan-bulan di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem dan Lebanon itu dengan tujuan merespons serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober tahun lalu.
Meskipun ada peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan tanpa henti Israel terhadap Gaza dan Lebanon, Tel Aviv memperluas konflik dengan melancarkan invasi darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
Sumber: Anadolu