Bengkulu (Antara-IPKB) - Berdasarkan teori yang ada bahwa, dengan penggunaan alat kontrasepsi sebagai metode pengaturan jarak kemahilan maka dapat tercegah kematian ibu dan anak mencapai 20 persen.
Terjadinya kematian ibu melahir itu kerena empat terlalu. Terlalu sering, terlalu muda, terlalu tua dan terlalu banyak anak dilahirkan.
Pada 2016, bilamana pasangan usia subur yang ada tidak terintervensi dengan program KB maka akan lahir anak sejumlah 59.691 jiwa.
Namun melalui kontrasepsi, maka dapat menekan angka kelahiran bayi sejumlah26.405 jiwa, kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bengkulu Maryana kepada wartawan usai mengikuti pembukaan konsolidasi penyuluh KB di Bengkulu, Kamis,2/6.
Selanjutnya, dari segi ekonomis, apabila dikonversikan kedalam biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeriksaan kehamilan dan melahirkan dapat menjadi saving daerah. "Dengan assumsi biaya melahirkan sebesar rp. 1.000.000/ bayi, maka akan didapatkan penghematan biaya pemerintah dan keluarga sebesar Rp.26,4 miliar.
Ia menambahkan, dengan tercegahnya pengeluaran biaya tersebut, maka membuka peluang untuk diarahkan guna pembiayaan pembangunan lainnya. Seperti peningkatan ekonomi masyarakat melalui ukm, yang berati juga peningkatan peluang lapangan kerja, dicontohkan Maryana.
Tidak hanya itu manfaat program KB dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kemiskinan dan peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan di Provisi Bengkulu.
Menurut dia, untuk mewujudkan hal demikian itu maka arah, dan kebijakan program KKBPK, dapat terlaksana secara terarah, efektif dan efisiensi.
Sebagaimana yang diamanat pada uu no 52 tahun 2009 dan uu nomor 23 tahun 2014.
Dan peraturan menteri dalam negeri (Permendagri) No.18/2016, tentang pedoman penyusunan, pengendalian dan evaluasi rencana kerja pemerintah daerah, akhiri Maryana.(rs)