Bengkulu (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyediakan program Ado Galo Mobile atau penyediaan komoditas bergerak serba ada sebagai salah satu upaya mengendalikan inflasi di sektor pangan.
"Salah satu poin upaya penanganan inflasi yakni keberlanjutan penyaluran beras SPHP, GPM/pasar murah, dan operasi pasar keliling Ado Galo Mobile yang menjaga keterjangkauan harga di kantong inflasi," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu Wahyu Yuwana Hidayat, di Bengkulu, Kamis.
Peran Ado Galo Mobile yakni menjadi media distribusi pangan dari gudang Bulog/BUMD dan sentra produksi ke titik-titik gerakan pangan murah (GPM) di kecamatan kelurahan prioritas, sehingga pasokan lebih cepat dan terukur.
Program tersebut juga berfungsi sebagai armada pasar murah keliling yang dapat berpindah antar kelurahan/kecamatan sesuai peta kantong inflasi dan kalender Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan tahun baru.
Ado Galo Mobile juga memastikan ketersediaan komoditas utama (beras SPHP, minyak goreng, gula pasir, telur, cabai, bawang, dan komoditas lokal) dengan harga terjangkau bagi rumah tangga sasaran.
"Serta memperpendek rantai distribusi dan menurunkan biaya angkut, sehingga membantu meredam kenaikan harga khususnya di dua kota sampel inflasi, Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko," ujarnya lagi.
Berdasarkan asesmen ke depan, Wahyu Yuwana mengatakan inflasi Provinsi Bengkulu 2026 diprakirakan tetap terkendali dan berada dalam rentang sasaran target nasional, yaitu sekitar 2,5 plus minus 1 persen.
"Prospek tersebut didukung oleh pasokan pangan yang relatif terjaga seiring panen beras dan hortikultura di sentra produksi, keberlanjutan penyaluran beras SPHP dan gerakan pangan murah, termasuk Ado Galo Mobile, serta koordinasi TPID dalam kerangka 4K," kata dia pula.
Program pengendalian inflasi Ado Galo juga sudah pernah digelar pada 2024 lalu, namun modelnya sedikit berbeda. Tim Pengendalian Inflasi Daerah Bengkulu bersama pihak terkait ketika itu menyediakan Toko Pangan Ado Galo (toko pangan serba ada) di sejumlah pasar tradisional untuk menyediakan pangan terjangkau.
Untuk periode Nataru dan 2026 nanti, TPID membuat program serupa, namun saat ini dibuat lebih fleksibel menjangkau masyarakat, bukan dalam bentuk toko yang disiapkan di pasar tradisional, tetapi lebih pada toko bergerak, lebih menjangkau masyarakat.
