udah rutin dilakukan selama dua kali dalam setahun.
Proses perawatan yang dilakukan meliputi pembersihan sensor, sistem pasokan daya tegangan dari perangkat panel surya dan baterai, hingga pengecekan sistem kabel dan jaringan komunikasinya. Proses ini dilakukan setiap tanggal 26 Desember yang sekaligus mengenang tragedi tsunami 2004. Tiga alat pemantau yang rusak tersebut saat ini lebih butuh untuk perbaikan atau menggantinya dengan perangkat yang baru demi dapat mengembalikan fungsinya.
Meski tidak terlalu berdampak dalam proses pendeteksian gempa dan potensi tsunami di Aceh tetapi bukan berarti tidak diperbaiki. Pihaknya menargetkan upaya perbaikan ini bisa segera dilakukan oleh petugas ahli setidaknya pada awal tahun 2025.
Maka dengan langkah-langkah strategis yang diiringi komitmen kuat, Indonesia ke depan seharusnya tidak lagi hanya menunggu datangnya gempa-tsunami, tetapi mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan keberanian dan kesiapan yang matang. Refleksi 20 tahun tsunami Aceh adalah tentang memperbesar harapan untuk generasi siap selamat dan melaksanakan pembangunan berkelanjutan.