Jakarta (Antara) - Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin menegaskan tidak ada materi pelajaran tentang syahadat pada pendidikan agama Islam tingkat menengah atas, baik SMA ataupun yang sederajat sehingga buku ajar berisi syahadat kontroversial merupakan hoax.
"Materi syahadat tidak ada di Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Sekolah Menengah Atas Kurikulum 2013. Syahadat adalah materi yang diberikan pada tingkat sekolah dasar," kata Kamaruddin dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Komentar Kamaruddin itu disampaikan menyusul beredarnya informasi di media sosial berupa tangkapan layar telepon cerdas bermaterikan lembaran halaman buku dengan isi teks syahadat yang berbeda dengan ajaran "ahlussunnah wal jamaah" (Sunni). Informasi itu menyertakan halaman sampul buku Pendidikan Agama Islam tingkat SMK kelas XI.
Dia berharap para guru pendidikan agama Islam di sekolah dapat turut memberikan klarifikasi kepada lingkungan pendidikan setiap kali menerima informasi yang belum atau tidak jelas kebenarannya. Guru tidak boleh justru ikut menyebarkan berita yang tidak benar, tetapi harus meluruskan.
"Guru harus dapat menguasai tentang apa saja yang benar, jadi jika mendapat sesuatu yang salah, guru bisa langsung menjelaskan, mengklarifikasi," kata dia.
Kepastian tentang ketidakbenaran informasi tersebut juga disampaikan tim penulis buku PAI SMK kelas XI sebagaimana yang tertera dalam cover buku yang beredar.
Iim Halimah selaku penulis yang juga guru di SMK 8 Jakarta dan Abdul Rahman SMK 29 Penerbangan Jakarta mengatakan foto sampul buku dan lembar halaman yang beredar disinyalir bukan lembar asli dari buku tersebut.
Tim Pusat Informasi dan Humas Kemenag juga telah melakukan pemeriksaan langsung terhadap buku PAI SMK XI. Dari hasil pemantauan ditemukan adanya perbedaan warna dan tata letak dari halaman buku asli dan lembar halaman teks syahadat yang beredar di media sosial. Bahkan materi ajar syahadat juga tidak ada dan tidak tercantum dalam daftar isi buku tersebut. ***4***