Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Anggota Ikatan Bujang Gadis Bengkulu mempromosikan potensi wisata daerah itu dalam pameran dan sarasehan yang digelar Ikatan Duta Budaya dan Pariwisata Indonesia di Jakarta.
"Kami memberangkatkan empat anggota dengan dana mandiri, demi tugas mempromosikan potensi Bengkulu, terutama sektor pariwisata," kata Ketua Ikatan Bujang Gadis Bengkulu Romeli Santiago Abbaz di Bengkulu, Rabu.
Ia mengatakan, dana mandiri yang diupayakan organisasi ternyata berbuah manis dengan sambutan yang sangat positif dari pengunjung expo.
Dengan melibatkan biro perjalanan wisata PT Alesha Wisata yang membantu menyediakan brosur potensi terutama ekowisata dan sejarah, ternyata mampu menarik minat pengunjung.
"Meja pameran Bengkulu juga mendapat pujian dari panitia dan peserta ekspo lainnya yang diikuti seluruh provinsi di Tanah Air," katanya.
Selain mempromosikan potensi wisata Bengkulu, dalam expo tersebut juga dipamerkan makanan khas, souvenir hingga alat musik dol berupa miniatur.
Dalam pembukaan ekspo, kata dia, alat musik dol Bengkulu juga terpilih menjadi alat musik yang dibunyikan sebagai tanda pembukaan kegiatan tersebut.
"Semua kegiatan yang diikuti Bujang Gadis Bengkulu diupayakan secara mandiri karena kami belum berhasil mendapat dukungan dari pemerintah daerah," katanya.
Menurut dia, jika kolaborasi dengan pemerintah daerah terjalin maka potensi wisata Bengkulu dapat dipromosikan dengan lebih baik.
Hal itu, kata dia, dibuktikan Ikatan Bujang Gadis daerah lain yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah mereka.
"Hanya Bengkulu yang berangkat dengan menggunakan dana sendiri dan berusaha sendiri membawa semua bahan expo dan promosi," ujarnya.
Direktur PT Alesha Wisata Krishna Gamawan mengatakan, selama ini pemerintah Provinsi Bengkulu, terutama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan belum mengoptimalkan peran Ikatan Bujang Gadis sebagai duta pariwisata daerah itu.
"Seperti kegiatan expo yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu, Ikatan Bujang Gadis Bengkulu berangkat dengan dana sendiri," katanya.
Padahal, kata dia, pemerintah dapat mendukung kegiatan positif itu dengan memfasilitasi keberangkatan mereka serta bahan promosi demi kemajuan dunia pariwisata Bengkulu.
Sementara program Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu dengan menggelar festival dangdut dan festival tari poco-poco, menurut dia, tidak tepat sasaran.
"Bahkan yang diperlombakan bukan budaya asli Bengkulu tapi menghabiskan dana yang tidak sedikit, kenapa tidak digunakan untuk membantu organisasi ikatan bujang gadis," katanya. (ANT)