Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - mencurigai adanya pemalsuan data absensi dengan sidik jari "finger print" pegawai pada dinas/instansi di daerah itu.
"Ini ada yang main akal-akalan, pada saat dimasukan dalam aplikasi menggunakan nama yang bersangkutan namun sidik jarinya menggunakan punya orang lainnya yang aktif masuk kantor sehingga absensinya terlihat aktif pada hal yang bersangkutan jarang masuk kantor," kata Bupati Hijazi usai melantik tiga kepala OPD baru di Pemkab Rejang Lebong, Senin.
Untuk itu dirinya sudah meminta para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Rejang Lebong agar melakukan pengontrolan "finger print" tersebut, karena jika tidak bisa mengendalikannya maka kepala OPD-nya akan diganti.
Jika perbuatan itu didiamkan tambah dia, maka kesannya kepala OPD masing-masing telah menoleransi perbuatan salah yang dilakukan pegawainya.
Perbuatan manipulasi absensi sidik jari itu diduga terjadi sejak beberapa waktu belakangan sehingga dirinya berencana melakukan inpeksi mendadak (sidak) ke sejumlah OPD termasuk meminta proses perekaman data "finger print" dilakukan penggantian.
Sedangkan dalam acara pelantikan tiga kepala OPD yang baru dibentuk, yakni Dinas Sosial yang dijabat Zulfan Effendi, Dinas Perpustakaan Rejang Lebong dijabat oleh Rahmandhani dan jabatan Kadis Pemuda dan Olahraga oleh Noprianto, Bupati Ahmad Hijazi menyatakan mulai tahun ini dirinya akan melakukan penegakan disiplin pegawai di daerah yang dipimpinnya itu.
"Rasanya sudah cukup dua tahun saya berikan waktu kepada mereka untuk memperbaiki kinerjanya, mulai tahun ini saya akan mengawasi disiplin PNS yang ada di Rejang Lebong ini," kata Hijazi.
Pantauan pada acara pelantikan tiga kepala OPD baru di daerah itu, juga dilaksanakan pengukuhan 104 pejabat eselon II, III dan IV yang mengalami perubahan nomenklatur maupun bergeser posisi jabatan ke dinas yang baru dibentuk.
Bupati curigai adanya pemalsuan absensi sidik jari
Selasa, 3 April 2018 11:45 WIB 1856