Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Koordinator Program Tuberkulosis dari Pos Keadilan Peduli Umat Pusat Asri Permata sari mengatakan penemuan kasus tuberkulosis di Kota Bengkulu rendah sehingga sulit dilakukan pemantauan sekaligus pemutusan rantai penyebarannya.
"Penemuan kasus TBC di Kota Bengkulu tergolong rendah karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit itu. Semakin rendah penemuan kasus TBC yang terjadi di masyarakat maka semakin mengkhawatirkan," kata dia, di Bengkulu.
Sebab, lanjut dia, itu bertanda penyakit TBC di kota tersebut berkembang, sedangkan jika semakin banyak ditemukan penderita semakin mudah memutuskan rantai penyebarannya.
Ia yang bicara pada training kader TB care yang diadakan selama lima hari di salah hotel di Kota Bengkulu menjelaskan, gejala penyakit TBC terlihat sepele, dimulai dengan timbulnya batuk-batuk yang dialami oleh penderita.
"Hal inilah yang menyebabkan mata rantai penyakit TBC menjadi panjang, karena sebagian masyarakat hanya menganggap gejala batuk-batuk sebagai penyakit yang biasa, sehingga penderita enggan memeriksakannya dan mengobatinya ke puskesmas atau rumah sakit," kata dia.
Kepala Bagian Penyakit TBC Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Hendri Jhonson mengatakan, pada tahun 2011 Kota Bengkulu baru menyelesaikan 45 persen dari target 75 persen pengendalian TBC.
"Rendahnya angka pencapaian pengendalian penyakit TBC di Kota Bengkulu disebabkan beberapa faktor, diantaranya adalah rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit TBC dan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke puskesmas apa bila terserang suatu penyakit," kata dia.
Kurangnya pengetahuan masyarakat disebabkan jarangnya dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit TBC, sehingga masyarakat sangat awam terhadap gejala maupun penyakit tersebut.
Ia pun mengakui, kurangnya penyuluhan karena terbatasnya dana yang dimiliki pemerintah kota setempat.
Sementara itu, peserta pelatihan tersebut dari empat kecamatan yang ada di Kota Bengkulu dan dibagi dalam dua tahap.
Tahap pertama dilakukan pada 15-17 Oktober 2012 dengan peserta Kecamatan Ratusamban dan Gadingcempaka, sedangkan tahap ke dua pada 18-20 Oktober 2012 peserta dari Kecamtan Teluksegara dan Singaranpati.
Setiap kecamatan diwaliki 25 orang dari unsur puskesmas dan masyarakat.
Acara itu bertujuan melatih kader tuberkulosis yang aktif dan terampil dalam menemukan dan mengatasi penyakit TBC serta untuk mengendalikan peredaran penyakit tersebut.
(mg-dur/yan)
Pemutusan rantai penyebaran TBC di Kota Bengkulu sulit
Senin, 15 Oktober 2012 15:33 WIB 2037
Rendahnya angka pencapaian pengendalian penyakit TBC di Kota Bengkulu disebabkan beberapa faktor, diantaranya adalah rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit TBC dan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke puskesmas