Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Rumah Sakit Umum Daerah M Yunus Bengkulu menerima seorang pasien berinisial M berusia 24 tahun berjenis kelamin perempuan yang mengalami demam sejak 23 Februari 2012.
"Karena pasien M mengalami batuk, sesak nafas disertai penurunan kesadaran maka dipindahkan ke ruang Intensive Care Unit (ICU). Akhirnya pasien meninggal dunia pada 1 Maret 2012 pukul 22.45 WIB," kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Bengkulu, Yusdi Zahrias Tazar.
Ia menjelaskan, setelah dilakukan pemeriksaan di laboratorium, ternyata pasien meninggal dunia akibat terjangkit virus flu burung yang didapat kemungkinan setelah kontak dengan unggas positif flu burung di sekitar tempat tinggalnya di Kota Bengkulu.
"Dengan bertambahnya satu kasus ini, maka jumlah manusia terjangkit virus flu burung di Indonesia sejak 2005 sampai 2012 adalah 187 kasus dengan 155 kematian," katanya.
Siapkan Ruang Perawatan
Belajar dari kasus tersebut, kini RSUD M Yunus Bengkulu menyiapkan ruang perawatan khusus untuk mengantisipasi adanya pasien flu burung (H5N1) akibat meningkatnya kasus flu burung di daerah itu selama Oktober 2012.
Ia menjelaskan, ruang perawatan yang disediakan terdiri atas dua ruang perawatan dengan kapasitas empat tempat tidur.
"Selain itu, tim tenaga medis yang dipersiapkan terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter umum dan perawat," katanya.
Tenaga medis yang bertugas merupakan gabungan dari beberapa ahli karena penanganan pasien flu burung membutuhkan langkah yang cepat dan tepat dari berbagai bidang keahlian.
Sementara Kepala Ruang Perawatan Kemuning RSUD M Yunus Bengkulu, Siin Wadir menjelaskan, kondisi ruangan dan tim medis telah siap melayani bila tiba-tiba ada pasien flu burung.
"Setiap pasien flu burung telah disediakan berbagai peralatan medis antara lain monitor, alat pengatur tetesan cairan infus dan ventilator untuk membantu pernafasan," katanya.
Adapun gejala manusia yang menderita flu burung antara lain batuk, sesak nafas, suhu badan mencapai 40 derajat celcius, sakit tenggorokan dan ada riwayat kontak dengan unggas positif flu burung,
Bagi warga yang mengalami gejala-gejala tersebut diminta segera berobat ke RSUD M Yunus untuk mendapatkan perawatan segera.
Warga Diimbau Waspada
Ketua Tim Penanggulangan Penyakit Flu Burung Provinsi Bengkulu, Emran Kuswadi mengimbau warga agar waspada terhadap terjangkitnya virus flu burung akibat meningkatnya kasus flu burung pada unggas selama Oktober 2012.
"Kami imbau warga untuk waspada terhadap kemungkinan terjangkitnya virus flu burung akibat meningkatnya kasus positif flu burung pada unggas selama Oktober 2012," kata Ketua Tim Penanggulangan Penyakit Flu Burung (PPDB) Provinsi Bengkulu, Emran Kuswadi.
Ia menjelaskan, risiko tertularnya virus flu burung dari unggas kepada manusia tergolong tinggi karena sebagian besar warga tidak mau memusnahkan unggas miliknya secara sukarela meskipun positif terjangkit virus flu burung.
"Akibat unggas hidup positif flu burung tidak dimusnahkan maka cenderung terjadi peningkatan penularan terhadap unggas lainnya bahkan juga berisiko menular kepada manusia," katanya.
Penularan virus flu burung dari unggas kepada manusia dapat terjadi melalui lendir pada mulut dan hidung serta kotoran unggas yang masuk ke tubuh manusia melalui mata, hidung atau mulut pasien.
"Saat ini cara pencegahan hanya dilakukan dengan menyemprotkan cairan disinfektan disekitar lokasi kasus penemuan positif flu burung. Cara tersebut hanya bersifat melemahkan sehingga bisa saja suatu saat virus flu kuat kembali lalu menyerang unggas dan manusia," katanya.
Hingga kini, sebanyak 110 ekor unggas di Kota Bengkulu dipastikan positif terjangkit virus flu burung selama Oktober 2012.
Wilayah penyebaran unggas positif flu burung di Kota Bengkulu antara lain di Kelurahan Lingkar Barat, Dusun Besar, Kebung Tebeng, Bentiring, Bajak, Nusa Indah, Imur Indah dan Sidomulyo. Selain itu, 10 ekor unggas potitif flu burung juga ditemukan di Desa Bandaratu, Kabupaten Mukomuko.
Upaya Pencegahan
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu Arif Gunadi mengatakan, pihaknya melakukan upaya pencegahan meluasnya virus flu burung dengan cara penyemprotan disinfektan pada daerah yang ditemukan adanya kasus flu burung. Selain itu, mereka meminta agar warga menyerahkan ayam mereka untuk dimusnahkan secara sukarela.
Namun, sebagian besar warga masih enggan menyerahkan unggasnya yang masih hidup untuk dimusnahkan secara sukarela dengan alasan karena masih sayang terhadap ternaknya yang masih hidup.
"Selain itu warga enggan menyerahkan unggas peliharaannya karena tidak menerima ganti rugi atas pemusnahan yang dilakukan petugas secara massal," kata Arif Gunadi.
Untuk mengatasi hal tersebut, Distanak Kota Bengkulu akan mengusulkan biaya ganti rugi pemusnahan unggas flu burung dalam APBD 2013 sebagai upaya Untuk memutus rantai penyebaran virus flu burung.
Arif menjelaskan, flu burung merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat membunuh seluruh ternak unggas, menyebar dengan cepat ke areal peternakan lain dan dapat menyebabkan sakit hingga kematian pada manusia.
"Jika unggas terlihat mengalami beberapa tanda terjangkit flu burung seperti sesak napas, lalu muka, jengger dan otot dada bewarna kebiruan, kepala bengkak, kaki dan cakar berwarna merah seperti dikerok, diare, keluar lendir dari mulut dan hidung, mati mendadak serta tingkat kematian yang tinggi, segera laporkan kepada kami/mantri hewan di daerah ini," katanya.
Agar ternak unggas tidak terjangkit flu burung terutama pada musim hujan ia meminta kepada warga untuk menjaga kebersihan kandang, menghindari kelembaban yang tinggi pada kandang dan menyemprotkan desinfektan yang telah disediakan Distanak Kota Bengkulu. (ant)