Mukomuko, Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Para petani kelapa sawit di Desa Rawamulya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sejak harga tandan buah segar rendah mencapai Rp600 per kilogram, terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
"Petani sekarang banyak yang ngutang sama tauke atau majikan sawit yang rutin membeli hasil panen sawitnya, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya," kata Kepala Desa Rawamulya, Jumadi, di Mukomuko, Minggu.
Di Desa Rawamulya, kata dia, terdapat sebanyak 554 kepala keluarga, sebanyak 60 persen atau sekitar 400 kepala keluarga merupakan petani sawit, sedangkan 40 persen petani sawah, pegawai negeri sipil (PNS).
Menurut dia, dalam kondisi harga tandan buah segar (TBS) sawit rendah, hampir mayoritas petani kebun sawit di desa itu memilih ngutang kepada tauke karena untuk mendapatkan uangnya cepat.
"Pinjaman dana kepada tauke itu tidak ada bunganya, hanya potongan sebesar 3 persen dari setiap satu ton hasil panen sawit," ujarnya.
Ia menjelaskan, petani setempat utang dana kepada tauke tidak hanya saat harga TBS rendah saja, tetapi di saat petani ada kebutuhan mendesak lainnya seperti untuk pendidikan anaknya, mereka juga meminjam dana.
"Mereka itu telah terbiasa ngutang sama tauke, karena ada jaminan kebun sawit mereka yang telah menghasilkan," kata dia.
Sementara dengan bank yang ada di daerah itu, menurut dia, proses untuk mendapatkan pinjaman dana sangat rumit dan tidak sesuai dengan permohonan sehingga petani banyak yang tidak mau lagi meminjam ke bank.
"Kita minjam Rp20 juta, tetapi yang disetujui kadang-kadang hanya Rp5 juta, jadi petani enggan minjam dana ke bank," kata dia lagi. (ANTARA)
Petani pinjam dana lantaran harga sawit anjlok
Minggu, 9 Desember 2012 18:54 WIB 1134