Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Curup, Kabupaten Rejang Lebong yang berasal dari tiga daerah di Provinsi Bengkulu menekuni usaha budi daya jamur tiram sebagai bekal mereka saat kembali ke masyarakat.
Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Kelas IIA Curup Hadi Wijaya di Rejang Lebong, Jumat (8/7), mengatakan pemberian berbagai keterampilan kerja kepada WBP sebagai bekal mereka untuk bekerja dengan baik saat kembali ke masyarakat.
"Budi daya jamur tiram ini memanfaatkan rumah dinas Lapas Kelas IIA Curup yang tidak dihuni, posisinya berada di bagian luar tapi masih dalam lingkungan lapas. Usaha ini baru berjalan sekitar satu bulan belakangan," kata dia.
Dia menjelaskan budi daya jamur tiram dilakukan oleh WBP lapas setempat di bawah bimbingan instruktur yang sudah berpengalaman dalam usaha jamur tiram di wilayah itu.
Budi daya jamur tiram itu, kata dia, salah satu program kegiatan kerja di Lapas Kelas IIA Curup yang saat ini dihuni 693 orang tersebut. selain usaha kuliner berupa penjualan gorengan, usaha ayam petelur, budi daya tanaman pepaya california, pengolahan kopi, cuci pakaian, potong rambut, las, dan usaha mebel.
"Alhamdulillah ilmu yang didapat di Lapas Kelas IIA Curup ini setelah keluar mereka lanjutkan kembali di antaranya usaha mebel dan las. Jadi pengetahuan yang kita berikan memberikan manfaatkan setelah mereka bebas," ujarnya.
Priono (58), instruktur budi daya jamur tiram di Lapas Kelas IIA Curup menjelaskan usaha itu menjanjikan karena pangsa pasar cukup luas dan harga jual di pasaran bisa mencapai Rp20.000 per kg serta bisa dilaksanakan di mana saja.
"Usaha jamur tiram ini sangat menjanjikan, dengan usaha jamur tiram ini saya bisa menguliahkan anak-anak saya, satu di antaranya sudah bekerja di Lapas Bentiring, Bengkulu dan dua orang lagi bekerja di Jepang," katanya.
Dia menargetkan usaha budi daya jamur tiram di lapas daerah itu bisa memproduksi minimal 55 kg jamur setiap hari dengan jumlah media tanam yang disiapkan mencapai ribuan media tanam di 11 lokasi, di mana jamur merang dalam waktu dua bulan sudah mulai berproduksi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Kelas IIA Curup Hadi Wijaya di Rejang Lebong, Jumat (8/7), mengatakan pemberian berbagai keterampilan kerja kepada WBP sebagai bekal mereka untuk bekerja dengan baik saat kembali ke masyarakat.
"Budi daya jamur tiram ini memanfaatkan rumah dinas Lapas Kelas IIA Curup yang tidak dihuni, posisinya berada di bagian luar tapi masih dalam lingkungan lapas. Usaha ini baru berjalan sekitar satu bulan belakangan," kata dia.
Dia menjelaskan budi daya jamur tiram dilakukan oleh WBP lapas setempat di bawah bimbingan instruktur yang sudah berpengalaman dalam usaha jamur tiram di wilayah itu.
Budi daya jamur tiram itu, kata dia, salah satu program kegiatan kerja di Lapas Kelas IIA Curup yang saat ini dihuni 693 orang tersebut. selain usaha kuliner berupa penjualan gorengan, usaha ayam petelur, budi daya tanaman pepaya california, pengolahan kopi, cuci pakaian, potong rambut, las, dan usaha mebel.
"Alhamdulillah ilmu yang didapat di Lapas Kelas IIA Curup ini setelah keluar mereka lanjutkan kembali di antaranya usaha mebel dan las. Jadi pengetahuan yang kita berikan memberikan manfaatkan setelah mereka bebas," ujarnya.
Priono (58), instruktur budi daya jamur tiram di Lapas Kelas IIA Curup menjelaskan usaha itu menjanjikan karena pangsa pasar cukup luas dan harga jual di pasaran bisa mencapai Rp20.000 per kg serta bisa dilaksanakan di mana saja.
"Usaha jamur tiram ini sangat menjanjikan, dengan usaha jamur tiram ini saya bisa menguliahkan anak-anak saya, satu di antaranya sudah bekerja di Lapas Bentiring, Bengkulu dan dua orang lagi bekerja di Jepang," katanya.
Dia menargetkan usaha budi daya jamur tiram di lapas daerah itu bisa memproduksi minimal 55 kg jamur setiap hari dengan jumlah media tanam yang disiapkan mencapai ribuan media tanam di 11 lokasi, di mana jamur merang dalam waktu dua bulan sudah mulai berproduksi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022