Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Aparat Kepolisian Resor (Polres) Rejang Lebong, Bengkulu, melakukan pengawasan penyaluran gas bersubsidi ukuran 3 kilogram di wilayah itu menyusul adanya kelangkaan dan mahalnya harga jual gas elpiji bersubsidi sejak beberapa pekan belakangan.
"Jajaran Polres Rejang Lebong telah melakukan upaya turun langsung ke lapangan untuk mengawasi agen dan pangkalan elpiji 3 kg. Ini dilakukan guna mencegah kelangkaan gas saat libur Natal dan Tahun 2025," kata dia.
Ia menjelaskan, pengawasan langsung ke agen dan pangkalan ini mereka lakukan agar tidak terjadi penimbunan atau penjualan ke warung-warung yang bisa memicu kenaikan harga jual gas bersubsidi tersebut.
"Pangkalan kami datangi dan kami imbau untuk tidak menjual ke warung namun langsung ke masyarakat yang membutuhkan," terangnya.
Dengan adanya pengawasan langsung yang dilakukan aparat Polres Rejang Lebong ini diharapkan bisa mencegah terjadinya penimbunan atau melonjaknya harga jual di masyarakat.
"Bila ada pangkalan yang menjual jauh di atas HET, kemudian menjual ke warung dalam jumlah besar, silahkan langsung lapor ke Unit Tipidter Polres Rejang Lebong nanti akan kami tindak lanjuti," tegasnya.
Sementara itu Manajer PT Putri Cempaka Lestari Nowan menyatakan, PT Pertamina telah melakukan penambahan stok gas bersubsidi selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Kabupaten Rejang Lebong pada 22, 25, dan 29 Desember 2024.
Agen yang dipimpinnya, kata Nowan, akan menerima tambahan distribusi hingga maksimal empat truk. Sedangkan untuk agen-agen lainnya akan mendapat penambahan bervariasi.
"Kalau untuk PT Putri Cempaka Lestari hariannya dipasok sebanyak lima truk, dan kalau berkaca pada momen Nataru tahun lalu itu maksimal kita dapat tambahan sampai empat truk, di mana per truk berisi 560 tabung," jelas dia.
Menurut dia, kebijakan penambahan pasokan gas elpiji 3 kg ini merupakan langkah antisipasi Pertamina dalam menghadapi potensi peningkatan permintaan masyarakat selama periode Nataru 2024/2025.