Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Balai konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu menilai, kegiatan pengapalan batu bara di sekitar cagar alam Pulau Tikus, Kota Bengkulu, akan merusak lingkungan laut sekitarnya.
"Sudah hampir tiga tahun kapal-kapal besar memuat batu bara di sekitar Pulau Tikus, sehingga terumbu karang rusak dan tertimbun limbah batu bara itu," kata Kepala Tata Usaha BKSDA Bengkulu Supartono, Jumat.
Ia mengatakan akan berkoordinasi dengan Pelabuhan Indonesia II Bengkulu, supaya kapal-kapal besar bertambat di sekitar Pulau Tikus itu masuk ke kawasan pelabuhan karena alur pelabuhan sudah dikeruk mencapai minus 10 meter air pasang terendah (LWS).
Sebab alur pelabuhan Pulau Baai Bengkulu itu sudah dikeruk sekitar tiga bulan lalu, namun kapal-kapal besar masih tetap muat batu bara di sekitar cagar alam Pulau Tikus.
Mestinya sudah bisa masuk dan muat langsung di derma Nusantara batu bara setempat, sehingga limbah muat batu bara itu tidak merusak terumbu karang dan lingkungan Pulau Tikus tersebut.
"Saya masih ingat Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan saat meresmikan pengerukan itu mengatakan, bahwa pelabuhan Pulau Baai bisa dimasuki kapal berbobot 40.000 ton dan tidak ada lagi kegiatan muat di tengah laut," ujarnya.
Ia mengajak semua pihak untuk mengamankan terumbu karang dan sekitar kawasan Pulau Tikus karena salah satu aset wisata laut dekat dengan kota Bengkulu, bila Pulau Tikus itu sudah tercemar limbah batu bara maka seluruh biota laut sekitar itu akan punah, katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bengkulu Rufal Mitra mengatakan, upaya menghentikan pengapalan batu bara itu sudah sejak tahun lalu dan bahkan sudah dibuat peraturan wali kota (Perwalnya) namun tidak diindahkan pihak Administratur Pelabuhan.
Sedangkan biaya tambat batu bara itu uangnya diduga menguap dan tidak masuk ke pendapatan daerah karena sampai saat ini Pemda Kota Bengkulu belum mendapat setoran retribusinya.
"Kami setuju kalau kapal-kapal besar itu langsung muat batu bara di pelabuhan karena kedalaman alur sudah minus 10 meter LWS, kemarin ajak KM lawit dengan ukuran besar sudah masuk ke pelabuhan Pulau Baai Bengkulu," ujarnya.(T.Z005/Y008)