Kepala Stasiun Klimatologi Kepahiang Anton Sugiharto di Kota Bengkulu, Selasa, menyampaikan bahwa menurut data BMKG kejadian gempa selama tahun 2022 lebih sedikit dibandingkan pada tahun 2021, ketika Bengkulu menghadapi 1.128 kali kejadian gempa bumi dalam setahun.
Menurut dia, selama tahun 2022 ada 58 kali gempa yang getarannya dapat dirasakan. Meski demikian, gempa-gempa tersebut tidak sampai menimbulkan kerusakan.
"Selama 2022 tidak ada gempa bumi yang berdampak pada masyarakat," kata Anton.
Wilayah yang sepanjang 2022 tercatat sering mengalami gempa yang berpusat di dasar laut yakni Pulau Enggano di Kabupaten Bengkulu Utara.
Sedangkan gempa bumi yang berpusat di darat lebih sering terjadi di Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Lebong.
Wilayah Pulau Enggano, Kabupaten Kaur, dan Kabupaten Bengkulu Selatan tercatat sering mengalami gempa tektonik.
Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu Anang Anwar menjelaskan, gempa bumi dengan kekuatan kecil yang sering terjadi di wilayah Bengkulu menyebabkan pelepasan energi di lempeng bumi sehingga mengurangi potensi kejadian gempa berkekuatan besar.
"Dengan sering terjadinya gempa bumi, masyarakat Bengkulu diharapkan untuk tidak panik saat terjadi gempa bumi, namun tetap waspada dan selalu berhati-hati," ujarnya.