Rejanglebong (Antara) - Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, membantah telah menelantarkan peserta lomba balita sehat tingkat nasional 2014 yang dilaksanakan di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Tidak benar kalau dibilang kami menelantarkan orang tua dan anak yang ikut lomba balita tingkat nasional yang dilaksanakan pertengahan September 2014 di Jakarta, bentuk kehadiran kami di Jakarta itu adalah dukungan moral karena mereka mengikuti lomba atas Provinsi Bengkulu sehingga tanggungjawabnya oleh tim dari dinkes provinsi," kata kepala Dinas Kesehatan Rejanglebong, Ahmad Juli di Rejanglebong, Kamis.
Adanya tudingan yang disampaikan orang tua dari peserta lomba balita sehat tingkat nasional asal daerah itu kata dia, sangat disesalkan mengingat mereka sudah berupaya maksimal agar penampilan anak yang mewakili Bengkulu tersebut bisa tampil baik, namun karena kurangnya persiapan dari orang tua peserta membuat penampilannya di saat lomba mengecewakan.
"Anaknya saat lomba tertidur, kemudian acara belum selesai sudah meninggalkan lokasi perlombaan di Balai Sarbini Jakarta dan kembali ke hotel. Akibatnya saya sempat kena marah oleh tim dari Dinkes Pemprov Bengkulu. Saya juga tidak pernah mengatakan kalau keberangkatan kedua orang tua peserta ini ke Jakarta hanya untuk berbulan madu," ujarnya.
Sementara itu menurut Karneli (25) orang tua dari Fairus, balita berusia 1,2 tahun saat ditemui di kediamannya di Dusun I Desa Seguring, Kecamatan Curup Utara mengaku tidak menerima atas ucapan Kadinkes Rejanglebong yang telah menuding keberangkatan mereka ke Jakarta mendampingi anak keduanya itu bersama suaminya Reki Ahmadi (28) ke Jakarta hanya untuk berbulan madu.
"Keluarga kami tidak senang dituduh berangkat ke Jakarta hanya untuk bulan madu saja. Kami awalnya tidak tahu kalau ke Jakarta ini untuk ikut lomba karena biasanya setelah jadi juara di kabupaten dan provinsi berangkat ke Jakarta hanya untuk mendapat penghargaan dari menteri kesehatan. Kami tidak mendapatkan informasi apa pun dari Dinkes Rejanglebong dan Dinkes Provinsi Bengkulu, sehingga tidak ada persiapan termasuk buku KIA juga tinggal di rumah," ujarnya.
Untuk itu dia menuntut permintaan maaf dari pihak Dinkes Rejanglebong, karena tudingan yang dilontarkan ini telah menyakiti perasaan keluarga mereka, apalagi keberangkatan mereka ke Jakarta juga nyaris terlantar karena tidak ada pembiayaan dari Pemkab Rejanglebong dan hanya biaya transportasi serta akomodasi dari Dinkes Pemprov Bengkulu.***3***