"Apa yang ditanam hari ini bisa dipanen manfaatnya oleh generasi yang akan datang, orang akan sangat sulit panen ketika tidak pernah menanam, menanam pun saja bisa saja tidak bisa panen, kalau tidak menanam saya pastikan tidak akan panen," kata Gubernur Rohidin Mersyah di Bengkulu, Senin.
Pentingnya hutan mangrove untuk generasi masa depan Bengkulu, kata dia, pertama provinsi memiliki pesisir pantai sepanjang 575 kilometer.
Lebih dari setengahnya wilayah Bengkulu atau 6 dari 10 kabupaten kota menghadap langsung ke Samudera Hindia, laut lepas. Bengkulu tidak punya banyak pulau terluar yang bisa memecah gelombang laut Samudera Hindia.
Satu-satunya pulau terluar Bengkulu yakni Pulau Enggano, jaraknya pun cukup jauh ke tengah samudera, menempuh 12 jam perjalanan kalau menggunakan kapal penumpang komersial. Artinya gelombang laut Bengkulu cukup membahayakan daratan membuat abrasi disepanjang bibir pantai provinsi itu.
"Seperti diketahui fungsi esensial hutan mangrove terutama untuk mengantisipasi abrasi sebagai pelindung wilayah pesisir," ucapnya.
Kemudian, hutan mangrove selain untuk mencegah kerusakan alam, menurut dia, juga memberikan nilai tambah ekonomi, seperti menjadi taman wisata hutan mangrove. Selain itu menciptakan hutan mangrove yang memang berjenis monokultur memberikan manfaat lain seperti menjadi habitat fauna tertentu di kawasan pesisir.
"Kemudian hasil riset kami, Pemprov Bengkulu dengan laboratorium kehutanan dan lingkungan hidup seperti Diponegoro dan teman-teman dari pemerhati lingkungan LSM, ini kemarin sudah kami launching bahwa mangrove itu bisa dibuat sejenis minuman yang menjadi teh mangrove," kata Rohidin.
Manfaat-manfaat tersebut, lanjut dia, bisa menjadi warisan bagi generasi masa depan. Selain itu daratan Bumi Raflesia tidak hilang karena abrasi sehingga generasi mendatang tidak akan kehilangan sejumlah besar wilayah yang bisa dimanfaatkan.
Bahkan generasi selanjutnya bisa mengeksploitasi manfaat-manfaat lain dari hutan mangrove ataupun tanaman mangrove yang telah diwariskan, katanya.