Jika Donald Trump divonis bersalah
Rabu, 9 Agustus 2023 14:48 WIB 904
Ternyata, tak seperti kebanyakan negara demokrasi liberal, Amerika Serikat tak mengenal istilah karena seseorang sudah divonis bersalah oleh pengadilan, maka dia dilarang mencalonkan diri sebagai presiden.
"Konstitusi Amerika Serikat tidak menyebutkan bahwa seorang terdakwa yang terbukti bersalah tak boleh mencalonkan diri, bahkan kalau dia dipenjarakan," kata pakar hukum Alan Lichtman, dari American University kepada DailyMail.com.
Konstitusi Amerika Serikat hanya menyebutkan tiga syarat menjadi calon presiden, yakni sudah berusia 35 tahun atau lebih, lahir di Amerika Serikat dan tinggal di Amerika Serikat minimal 14 tahun.
Bahkan, kalaupun Trump dalam status narapidana, tapi memenangkan pemilu, konstitusi Amerika Serikat masih membolehkannya menjabat posisi politik yang dia menangkan dalam pemilu.
Hal ini pernah terjadi pada 1920 ketika Eugene V. Debs tetap bisa mencalonkan diri untuk Partai Sosialis, sekalipun dia divonis bersalah dan kemudian dipenjara karena menentang wajib militer untuk Perang Dunia Pertama.
Lantas, jika Trump tetap bisa mengikuti pemilu dan bahkan penjara tak bisa membatalkan kemenangannya dalam pemilu, mengapa sejumlah kalangan di Amerika Serikat ngotot menyeret mantan presiden itu ke pengadilan?
Baca juga: Jika menang, Trump bersumpah hukum mati pelaku perdagangan anak
Jawabannya, karena pihak-pihak yang tak menginginkan Trump berkuasa kembali, entah itu Partai Demokrat atau kekuatan lain dalam Partai Republik, berharap vonis pengadilan bisa mencederai atau bahkan merusak citra Trump di hadapan pemilih, sehingga tak dipilih saat Pemilu 2024.
Tetapi, tidakkah itu membuat peradilan terhadap Trump menjadi terlihat sarat dengan muatan politik seperti ditudingkan oleh Trump sendiri?
Bisa saja begitu, namun Amerika Serikat tak akan cepat mengambil kesimpulan sampai ada keputusan dari pengadilan. Dalam kata lain, rakyat AS sangat menghormati putusan hukum, bagaimana pun korup sistem hukum dalam pandangan mereka.
Yang pasti, ketika citra seorang pemimpin atau calon pemimpin dianggap sudah rusak oleh rakyat, maka sebagian besar rakyat Amerika Serikat akan berpaling dari calon dengan citra sudah rusak.
"Swing voter" khawatir Trump
Jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis 3 Agustus 2023 menguatkan premis itu. Menurut jajak pendapat ini, bahkan separuh dari total pemilih Partai Republik menyatakan tak akan memilih Trump jika dia divonis bersalah oleh pengadilan. Angka itu semakin besar lagi, mencapai 52 persen, jika Trump dijatuhi hukuman penjara.