Kota Bengkulu (ANTARA) - Hubungan diplomatik Indonesia dengan Swedia terjalin begitu baik. Hal ini berdampak terhadap perdagangan kedua negara.
Perdagangan bilateral Indonesia dan Swedia terus tumbuh. Pada 2021, Biro Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan 9 persen dari perdagangan kedua negara.
Produk yang banyak diimpor Indonesia dari Swedia, yaitu mesin, kendaraan selain kereta api, bubur kayu, dan kertas. Tetapi, ada satu produk buatan Swedia yang ada di banyak warung di Indonesia. Produk ini yaitu korek api.
Baca juga: Indonesia kecam pembakaran Al Quran di Swedia
Baca juga: Pelajar Indonesia tampilkan tarian Burung Enggang di Swedia
Salah satu yang terkenal yaitu korek api Jonkoping. Seorang pengguna TikTok @fred_ajah membagikan pengalamannya menemukan produk korek api di sebuah warung kopi.
“Ini tulisannya Jönköpings Tändsticksfabriks Patent Paraffinerade Säkerhets-Tändstickor,” kata dia.
Pemilik akun tersebut menjelaskan bahwa Säkerhets berarti aman. Sementara itu, Tändstickor artinya korek kayu.
“Kalian panggil korek kayu kuning atau säkerhetständstickor. R-nya (dibaca) kayak orang cadel,” kata dia.
Dalam kemasan korek kayu tersebut terdapat tulisan lain yaitu utan svafvel och fosfor. Kalimat ini berarti “tanpa sulfur dan fosfor”.
Penamaan korek api aman untuk menjelaskan bahwa korek api yang ini tidak membahayakan. Sebab, sebelum ada korek api seperti ini, korek api menggunakan fosfor putih yang mudah terbakar.
Sementara itu kalimat Tända endast mot lådans plån bila diartikan menjelaskan keamanannya. Artinya kurang lebih korek api ini aman disimpan di lantai kayu dingin.Jönköping dan produksi korek api ini aman disimpan di lantai kayu dingin.
Baca juga: Indonesia dan Swedia perkuat kerja sama lintas bidang
Baca juga: Indonesia terima hampir 3 juta vaksin COVID-19 dari Jerman dan Swedia
Pabrik korek api sangat berpengaruh bagi perekonomian warga di wilayah Jönköping. Sosok Johan Edvard Lundström yang membeli hak paten Gustaf Erik Pasch pada 1852 mengubah industri korek api. Adik dari Johan, Carl Frans kemudian mengembangkan industri korek api di kampung halamannya di Jönköping.
Di balik cerahnya pijar api yang terpancar, industri korek api yang dibangun turut menggeser kondisi masyarakat. Dikutip dari PPI Swedia, kaum perempuan dan anak-anak menjadi kelompok rentan dari aktivitas industri ini.
Buruh anak bekerja 10 jam dan buruh dewasa bekerja 11 jam per hari selama enam hari dalam sepekan dengan kontrak setahun. “Namun para buruh anak menerima sepertiga upah buruh dewasa.”
Perjalanan bisnis korek api ini turut diwarnai aksi monopoli. Pada rentang 1913 hingga 1932 bisnis korek api milik Ivan Krueger, bermerek STAB, beroperasi di 36 negara. Dia bahkan menguasai 40 persen produksi korek api dunia waktu itu.
Baca juga: Indonesia-Swedia sepakati kerja sama ekonomi biru
Baca juga: Anak Swedia dan Indonesia lomba makan kerupuk memeriahkan HUT RI-74
Meski sempat menjadi sultan, Ivar pun merasakan gegar rontoknya nilai saham Amerika Serikat pada 29 Oktober 1929. Selama tiga tahun dia berupaya menutup hutang perusahaan. Perusahaan itu merugi hingga 400 juta dolar AS waktu itu.
Tetapi upaya Ivar bertahan akhirnya berhenti karena aksi penembakan. Ivar meninggal dunia karena tembakan dengan posisi luka di bawah jantungnya.
Banyak tersedia di warung, ternyata ini arti tulisan di korek api "Jonkopings" Swedia
Senin, 25 September 2023 17:29 WIB 7353